Pria yang selalu mengkhawatirkan ukuran kelaminnya, berhentilah! Kini, alihkan penggaris atau meteran Anda ke lingkar leher Anda karena berhubungan dengan kehidupan seksual Anda.
Penelitian terbaru menunjukkan, ukuran kelamin memang benar-benar penting saat di ranjang. Tapi, daripada berfokus pada selangkangan dan sekitarnya, pria harus lebih peduli ke ukuran kerah bajunya. Penelitian mengungkapkan, pria yang lingkar lehernya lebih dari 41 sentimeter (cm) cenderung menderita disfungsi ereksi (DE).
Seperti dikutip HuffingtonPost, Selasa (5/11/2013), disfungsi ereksi merupakan masalah seksual yang paling umum dialami pria berusia 40 hingga 70 tahun. Dan pada penelitian ini, lebih dari 90 pria berusia 40 hingga 60 tahun diuji.
Hasilnya, pria yang lehernya lebih lebar cenderung menderita sindrom metabolik, kombinasi dari tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, yang bisa memengaruhi kinerja seksualnya.
"Lingkar leher dapat menjadi komponen baru sindrom metabolik pada DE. Kami menduga lingkar leher 16,3 inci (41 cm) dan lebih bisa memprediksi DE pada pasien dengan sindrom metabolisme," begitu tulis ilmuwan dari University School dalam jurnal Andrologia.
(Mel)
Penelitian terbaru menunjukkan, ukuran kelamin memang benar-benar penting saat di ranjang. Tapi, daripada berfokus pada selangkangan dan sekitarnya, pria harus lebih peduli ke ukuran kerah bajunya. Penelitian mengungkapkan, pria yang lingkar lehernya lebih dari 41 sentimeter (cm) cenderung menderita disfungsi ereksi (DE).
Seperti dikutip HuffingtonPost, Selasa (5/11/2013), disfungsi ereksi merupakan masalah seksual yang paling umum dialami pria berusia 40 hingga 70 tahun. Dan pada penelitian ini, lebih dari 90 pria berusia 40 hingga 60 tahun diuji.
Hasilnya, pria yang lehernya lebih lebar cenderung menderita sindrom metabolik, kombinasi dari tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, yang bisa memengaruhi kinerja seksualnya.
"Lingkar leher dapat menjadi komponen baru sindrom metabolik pada DE. Kami menduga lingkar leher 16,3 inci (41 cm) dan lebih bisa memprediksi DE pada pasien dengan sindrom metabolisme," begitu tulis ilmuwan dari University School dalam jurnal Andrologia.
(Mel)