Sedang antar sang ayah ke rumah sakit, seorang wanita Kuwait ditangkap polisi di Arab Saudi. Alasannya, ia mengemudi sendiri mobil yang ditumpangi ayahnya.
Dikutip dari Kuwait Times yang dilansir Daily Mail dan dimuat Liputan6.com, Selasa (5/11/2013), wanita yang tak disebutkan identitasnya itu dihentikan oleh polisi di dekat perbatasan Kuwait dan ditahan sambil menunggu proses investigasi.
Penangkapan itu diduga dilakukan setelah terjadi protes sepekan lalu, yang dilakukan sekelompok perempuan karena larangan wanita mengemudi di Arab Saudi.
Mirisnya, petugas yang menangkap wanita berkostum serba hitam itu tidak simpatik sama sekali ketika diberitahu alasan mengemudi, untuk membawa ayahnya yang sedang sakit ke rumah sakit.
Berita penangkapan wanita itu telah tersebar, namun tak diketahui apakah ayah wanita itu berhasil sampai ke rumah sakit setelah dilakukan penangkapan. Padahal sang ayah membutuhkan perawatan karena penyakit diabetes yang dideritanya.
Protes
Pada akhir Oktober, sekelompok perempuan Saudi sengaja pamer mengendarai mobil sebagai protes atas larangan wanita memiliki izin mengemudi di Arab. 4 Wanita berhasil lolos berkendara tak ditangkap petugas, ketika menentang larangan tersebut, meskipun telah beredar peringatan dari petugas polisi dan badan konservatif di Arab.
Memang tidak ada undang-undang khusus yang melarang perempuan mengemudi. Tetapi nyatanya, wanita di Arab dipersulit untuk memperoleh surat izin mengemudi. Dalam menjalankan sampai dengan protes, polisi memperingatkan siapa pun mengganggu ketertiban umum akan ditindak tegas.
Ulama ultra konservatif juga melakukan protes awal pekan ini terhadap kampanye petisi online, yang diluncurkan pada bulan September, di mana mengklaim memiliki lebih dari 16.000 tanda tangan untuk para wanita agar bisa mengemudi.
Menurut para aktivis, website oct26driving.org, dan akun YouTube resmi berbahasa Inggris terkait hal itu dibajak pada hari Jumat, 1 November.
Pemerintah juga telah mengeluarkan pesan untuk berhati-hati agar tidak telalu keras melawan aturan dari institusi agama kerajaan. Para ulama garis keras itu pernah mengatakan, mengemudi akan merusak ovarium wanita.
Sementara dari Kementerian yang membawahi polisi memperingatkan, pelanggar yang mengganggu ketenangan publik akan ditangani dengan tegas. Pernyataan itu tentunya juga mengarah pada pengendara perempuan, tetapi juga ditafsirkan oleh para reformis sebagai peringatan untuk tidak mengganggu pengemudi wanita. (Tnt/Ism)
Dikutip dari Kuwait Times yang dilansir Daily Mail dan dimuat Liputan6.com, Selasa (5/11/2013), wanita yang tak disebutkan identitasnya itu dihentikan oleh polisi di dekat perbatasan Kuwait dan ditahan sambil menunggu proses investigasi.
Penangkapan itu diduga dilakukan setelah terjadi protes sepekan lalu, yang dilakukan sekelompok perempuan karena larangan wanita mengemudi di Arab Saudi.
Mirisnya, petugas yang menangkap wanita berkostum serba hitam itu tidak simpatik sama sekali ketika diberitahu alasan mengemudi, untuk membawa ayahnya yang sedang sakit ke rumah sakit.
Berita penangkapan wanita itu telah tersebar, namun tak diketahui apakah ayah wanita itu berhasil sampai ke rumah sakit setelah dilakukan penangkapan. Padahal sang ayah membutuhkan perawatan karena penyakit diabetes yang dideritanya.
Protes
Pada akhir Oktober, sekelompok perempuan Saudi sengaja pamer mengendarai mobil sebagai protes atas larangan wanita memiliki izin mengemudi di Arab. 4 Wanita berhasil lolos berkendara tak ditangkap petugas, ketika menentang larangan tersebut, meskipun telah beredar peringatan dari petugas polisi dan badan konservatif di Arab.
Memang tidak ada undang-undang khusus yang melarang perempuan mengemudi. Tetapi nyatanya, wanita di Arab dipersulit untuk memperoleh surat izin mengemudi. Dalam menjalankan sampai dengan protes, polisi memperingatkan siapa pun mengganggu ketertiban umum akan ditindak tegas.
Ulama ultra konservatif juga melakukan protes awal pekan ini terhadap kampanye petisi online, yang diluncurkan pada bulan September, di mana mengklaim memiliki lebih dari 16.000 tanda tangan untuk para wanita agar bisa mengemudi.
Menurut para aktivis, website oct26driving.org, dan akun YouTube resmi berbahasa Inggris terkait hal itu dibajak pada hari Jumat, 1 November.
Pemerintah juga telah mengeluarkan pesan untuk berhati-hati agar tidak telalu keras melawan aturan dari institusi agama kerajaan. Para ulama garis keras itu pernah mengatakan, mengemudi akan merusak ovarium wanita.
Sementara dari Kementerian yang membawahi polisi memperingatkan, pelanggar yang mengganggu ketenangan publik akan ditangani dengan tegas. Pernyataan itu tentunya juga mengarah pada pengendara perempuan, tetapi juga ditafsirkan oleh para reformis sebagai peringatan untuk tidak mengganggu pengemudi wanita. (Tnt/Ism)