1 Suro, Gereja Santo Martinus Wayangan

Weleri sebagai salah satu kota dengan perkembangan ekonomi terbaik di Kabupaten Kendal terkenal karena pluralismenya.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Nov 2013, 12:23 WIB
Citizen6, Kendal: Weleri sebagai salah satu kota dengan perkembangan ekonomi terbaik di Kabupaten Kendal terkenal karena pluralismenya. Berbagai etnis berbaur dalam satu keharmonisan secara ekonomi, sosial, dan budaya.
 
Hal tersebut tampak dalam acara ruwatan dan Wayangan Suronan yang digelar atas kerjasama Gereja Katolik Santo Martinus dan Keluarga besar Ibu Akwan Hartono pendiri Kospin Sekartama, jaringan perbankan lokal terbesar di Kabupaten Kendal, pada Selasa 5 November 2013.

Prosesi Ruwatan bertempat di Gereja Santo Martinus di Jalan Raya Utama Weleri pada pukul 18.00 WIB, yang dipimpin oleh Romo Simon Atas Wahyudi. Sebagaimana lazimnya prosesi Ruwatan khas Jawa, para peserta memakai busana ruwatan ditambah aksesoris kain dan ikat pinggang dari kain Mori warna putih. Selanjutnya mereka sungkem atau berjongkok mencium lutut kepada kedua orangtua atau wali yang mewakili, dan kemudian diadakan Tigas Rikma atau memotong rambut. Setelah rambut dipotong, nantinya ditempatkan di wadah khusus yang selanjutnya dilarung di Pantai Sendang Sikucing menggunakan perahu.

Selesai acara ruwatan dilanjutkan dengan menggelar pertunjukan wayang kulit dengan Dalang Ki Mangun Yuwono, seorang dalang kondang dari Pemalang, yang mengambil lakon "Semar Boyong" di lokasi Sekartama Waterland Nawangsari Weleri. Lakon ini berkisah tentang keteladanan yang diharapkan mampu memberikan inspirasi untuk kembali bangkit dari keterpurukan.

Kisah berawal dari bencana yang melanda dunia, dimana sejumlah negara besar seperti Hastinapura, Pancawati, dan Amarta mengalami kemunduran. Lalu munculah Semar, tokoh yang dianggap mampu membalikkan pralaya menjadi jaman Cemerlang. Maka, dengan segenap daya upaya, negara besar itu berlomba memboyong Sang Batara Ismaya.

Terdapat berbagai keunikan dari prosesi ruwatan dan wayangan yang didukung penuh oleh Keluarga besar Ibu Akwan Hartono yang merupakan pendiri Sekartama ini, yaitu datangnya Sinden dari Amerika Serikat bernama Megan Collins. Kehadiran Sinden bule ini mampu membuat suasana meriah dengan celoteh bahasa campurannya yang membuat penonton tertawa.

Dewan Paroki Gereja St Martinus, Heri Santoso mengatakan, acara ini memang ditujukan untuk seluruh warga Weleri. "Selain sebagai Britus Inkulturasi atau memelihara warisan budaya juga sebagai wahana mempererat kerukunan beragama, persaudaraan dalam keberagaman," paparnya didampingi Agus Budiantoro, selaku General Manager Kospin Sekartama.

Pada kesempatan yang sama, Kristian Hardianto, seorang motivator nasional yang juga warga Weleri menilai, ruwatan dan Wayangan Suronan ini merupakan kekayaan khasanah kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

"Sebaiknya setiap tahun ada bentuk pelestarian budaya seperti ini secara rutin sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama melalui visi kebudayaan," pungkasnya. (Aryo Widiyanto/mar)

Aryo Widiyanto adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya