Di Madura, Jawa Timur, biasanya pagelaran kerapan sapi akan terlihat aksi pukul sapi dengan paku agar berlari kencang. Namun, sekarang mulai diterapkan kerapan sapi dengan cara baru: tanpa kekerasan.
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (7/11/2013), sejak ratusan tahun lalu sapi yang diperlombakan kerap tersiksa karena bagian pantatnya dipukul dengan paku. Tujuannya tak lain agar sapi kaget dan berlari kencang.
Tapi saat ini di Bangkalan, Jawa Timur, kerapan sapi digelar tanpa kekerasan. Saat acara dimulai, pasangan sapi kerapan diarak menuju garis start dan saat bendera diangkat, sapi yang siap berlari kencang hanya di pukul dengan tangan. Sedangkan penonton membunyikan kaleng yang diisi batu di belakang sapi.
Cara mengadu kecepatan sapi menuju garis finish seperti ini lebih santun, sebab tidak lagi menyiksa sapi hingga mengalami luka di bagian belakang tubuhnya.
Bila sudah juara, sapi kerapan ini harganya bisa naik hingga Rp 2 ratus juta.
Diharapkan, nantinya tradisi khas mengadu kecepatan 2 pasang sapi di Madura tidak lagi ada kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan. (Mut)
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (7/11/2013), sejak ratusan tahun lalu sapi yang diperlombakan kerap tersiksa karena bagian pantatnya dipukul dengan paku. Tujuannya tak lain agar sapi kaget dan berlari kencang.
Tapi saat ini di Bangkalan, Jawa Timur, kerapan sapi digelar tanpa kekerasan. Saat acara dimulai, pasangan sapi kerapan diarak menuju garis start dan saat bendera diangkat, sapi yang siap berlari kencang hanya di pukul dengan tangan. Sedangkan penonton membunyikan kaleng yang diisi batu di belakang sapi.
Cara mengadu kecepatan sapi menuju garis finish seperti ini lebih santun, sebab tidak lagi menyiksa sapi hingga mengalami luka di bagian belakang tubuhnya.
Bila sudah juara, sapi kerapan ini harganya bisa naik hingga Rp 2 ratus juta.
Diharapkan, nantinya tradisi khas mengadu kecepatan 2 pasang sapi di Madura tidak lagi ada kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan. (Mut)