Klaim Lebih Unggul, Kepala BKPM: Wajar Buruh RI Dapat Penghargaan

Kepala BKPM Mahendra Siregar mengklaim tenaga kerja di Indonesia menjadi salah satu yang paling unggul dibanding negara lain.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Nov 2013, 13:59 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar mengklaim tenaga kerja di Indonesia menjadi salah satu yang paling unggul dibandingkan negara lain.

Untuk itu, persoalan upah buruh bukan menjadi faktor utama pertimbangan para calon investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kalau bicara keterampilan, loyalitas, kerajinan, tenaga kerja kita jadi one of the top. Jadi wajar dong perlu diberikan penghargaan setimpal," ujar dia usai menggelar Konferensi Pers Indonesia Investment Summit di Jakarta, Kamis (7/11/2013).

Mahendra mengaku, kenaikan upah buruh memang menjadi salah satu pertimbangan investor untuk menancapkan modalnya di tanah air, namun faktor tersebut bukanlah yang utama.

"Memang ada, tapi sebenarnya bukan upah buruh saja. Istilahnya hubungan industrial, dan tenaga kerja salah satunya menyangkut produktivitas, keterampilan dan loyalitas," tutur dia.

Menurut dia, apresiasi terhadap buruh bukan lagi semata-mata mengandalkan upah murah melainkan mengarah pada transformasi upah.

"Transformasi dari upah adalah segala-galanya. Upah hanya satu elemen dari kesejahteraan karena ke depan akan ada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yakni program kesehatan untuk pekerja dan warga miskin. Ini diharapkan bisa berlangsung dengan mulus," jelas dia.

Dengan begitu, tambah Mahendra, Indonesia tidak perlu khawatir menghadapi kenaikan pendapatan kalangan menengah karena buruh akan menjadi lebih produktif.

Beberapa pekan terakhir ini, buruh kerap menggelar aksi mogok dan demo. Mereka menuntut pemerintah menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2014 menjadi Rp 3,7 juta.

Meski pada akhirnya, beberapa Kepala Daerah menetapkan kenaikan UMP di bawah tuntutan para buruh. Seperti DKI Jakarta yang hanya menetapkan UMP 2014 sebesar Rp 2,4 juta. (Fik/Nur/*)


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya