Polisi menangkap Pago Satria Permana alias PG (41), salah seorang pembunuh Holly Angela di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Dalam kasus itu, Pago bertugas merekrut pembunuh lainnya,yakni El Rizki dan R yang saat ini masih buron.
"PG yang merekrut R dan yang jatuh (El Rizki)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Slamet Riyanto, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (8/11/2013).
Pago ditangkap polisi di Kampung Cikeset, Pandeglang, Banten pada Jumat, sekitar pukul 06.00 WIB. Saat ditangkap dia tidak melakukan perlawanan.
Pago tiba di Mapolda Metro Jaya sekitar pukul 11.30 WIB, dengan mengenakan kaus hitam dan celana jeans. Dia dibawa 2 petugas dan langsung bergegas menuju ruang penyidik di Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Slamet memaparkan, dalam pelariannya PG selalu berpindah-pindah tempat persembunyian. Bahkan sempat melarikan diri ke hutan, bersembunyi di gua dan kuburan. Slamet menambahkan, dalam kesehariannya, Pago diketahui berprofesi sebagai sopir angkot.
Pago mengaku dibayar Rp 40 juta dalam pembunuhan berencana yang melibatkan mantan pejabat senior Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gatot Supiartono. Namun ketika ditanya siapa yang membayarnya, dia tak menjawabnya.
"Saya dibayar Rp 40 juta untuk membunuh Holly," kata Pago saat memasuki gedung Krimum Polda. (Mvi/Mut)
"PG yang merekrut R dan yang jatuh (El Rizki)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Slamet Riyanto, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (8/11/2013).
Pago ditangkap polisi di Kampung Cikeset, Pandeglang, Banten pada Jumat, sekitar pukul 06.00 WIB. Saat ditangkap dia tidak melakukan perlawanan.
Pago tiba di Mapolda Metro Jaya sekitar pukul 11.30 WIB, dengan mengenakan kaus hitam dan celana jeans. Dia dibawa 2 petugas dan langsung bergegas menuju ruang penyidik di Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Slamet memaparkan, dalam pelariannya PG selalu berpindah-pindah tempat persembunyian. Bahkan sempat melarikan diri ke hutan, bersembunyi di gua dan kuburan. Slamet menambahkan, dalam kesehariannya, Pago diketahui berprofesi sebagai sopir angkot.
Pago mengaku dibayar Rp 40 juta dalam pembunuhan berencana yang melibatkan mantan pejabat senior Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gatot Supiartono. Namun ketika ditanya siapa yang membayarnya, dia tak menjawabnya.
"Saya dibayar Rp 40 juta untuk membunuh Holly," kata Pago saat memasuki gedung Krimum Polda. (Mvi/Mut)
