Ekonomi RI Tumbuh Tinggi, Pemerintah Malah Deg-degan

"Angka pertumbuhan ekonomi 5,62% memang banyak yang tidak happy tapi ini yang diharapkan pemerintah," kata Menkeu Chatib Basri.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Nov 2013, 16:05 WIB
Pemerintah mengaku realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2013 yang mencapai level 5,62% sesuai harapan pemerintah terkait langkah menekan defisit neraca transaksi berjalan (current account).

"Angka pertumbuhan ekonomi 5,62% memang banyak yang tidak happy tapi ini yang diharapkan pemerintah. Kalau ekonomi tumbuhnya terlalu tinggi, kami malah deg-degan karena impor pasti meledak," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Jumat (8/11/2013).

Dia mengaku, impor terjadi lantaran suplai domestik belum mencukupi permintaan yang terlampau tinggi. Sehingga pemerintah mempunyai tugas untuk menurunkan permintaan dan meningkatkan penawaran.  

"Permintaan tinggi tapi infrastruktur kurang, akhirnya menjadi persoalan di neraca transaksi berjalan (current account). Jadi kami harus membenahi infrastrukur, human capital dan birokrasinya," jelas dia.

Chatib menuturkan, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut ditopang derasnya capital inflow dari negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS) kepada negara berkembang. "Jadi growth kita naik tinggi di atas 6%," ujarnya.

Dia memperkirakan, langkah penghentian stimulus (tapering off) dari Amerika Serikat akan memperlambat gerak pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 dan 2014.

"Sehingga kami akan merilis paket kebijakan baru dan berlaku sampai kondisi lebih stabil karena 2013 dan 2014, kita tidak punya growth. Kalau fundamentalnya sudah bagus, ini baik untuk pemerintahan berikutnya di tahun 2015," terang dia.

Paket kebijakan tersebut, tambah Chatib, diharapkan mampu mengurangi pertumbuhan angka pengangguran pada periode Agustus 2013. Dan dia mengklaim kenaikan jumlah pengangguran terjadi sebelum pengumuman kebijakan ekonomi jilid I.

"Saya prediksi 6,14% tapi ternyata presentase orang yang menganggur naik menjadi 6,25% tapi itu kan sebelum rilis paket kebijakan ekonomi. Mudah-mudahan paket kebijakan yang akan dikeluarkan selanjutnya ini, dampaknya ke pengangguran bisa dirasakan Februari 2014. Makanya kami perketat kebijakan moneter dan fiskalnya," kata dia.  

Seperti diberitakan sebelumnya, Chatib mengatakan, paket kebijakan ekonomi jilid II rencananya akan diumumkan pada tahun ini. "Mungkin November atau awal Desember kami keluarkan. Paket ini berkaitan dengan insentif fiskal insentif untuk meng-adress isu dari balance of payment, termasuk perpajakan," ujar dia. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya