Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan didaulat menjadi Ketua Umum organisasi masyarakat DPP Barisan Indonesia (Barindo). Saat melantik kepengurusan DPP Barindo periode 2013-2018, Gita menjelaskan organisasinya itu berkomitmen menjadi jembatan kebangsaan menuju Indonesia gemilang.
Hal itu dapat diyakini lantaran, menurut Gita, refleksi dan reaktualisasi nilai-nilai kepahlawanan yang telah dikorbarkan para pejuang 68 tahun silam menjadi jiwa semangat bagi Barindo dalam membawa bangsa Indonesia memiliki daya juang yang pantang menyerah dan bermental baja.
"Latar belakang sosial bahkan afiliasi politik yang beragam di dalam tubuh Barindo merupakan modalitas yang luar biasa. Tidak hanya mencerminkan mozaik keindonesiaan namun kapasitas institusional dalam mengartikulasikan dan menjembatani kepentingan-kepentingan nasional yang menyentuh langsung denyut nadi kehidupan rakyat," kata Gita saat pengukuhan DPP Barindo periode 2013-2018 di Hotel Manhattan, Jakarta, Minggu (10/11/2013).
Menurut Gita, Etos kepahlawanan kita sebagai bangsa Indonesia akan terus diuji oleh tantangan-tantangan yang tidak kalah pelik bahkan lebih berbahaya dari ancaman-ancaman masa lampau. Ia mengutip Bung Karno yang mengatakan 'Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri'.
"Karena itu, kami ingin menjahit kembali komitmen keindonesiaan yang mulai rapuh karena kebangkitan gejala sektarianisme," tegas Gita yang juga merupakan peserta Konvensi Capres Partai Demokrat ini.
Menurut Gita, Indonesia gemilang akan sulit tercapai bila Indonesia tercerai-berai dan diurus secara tidak tepat. Karena itu menurutnya, Indonesia memerlukan kesinambungan kepemimpinan yang mampu membenahi sistem birokrasi dan pelayanan publik, tanggap dan berani membela keutuhan dan kepentingan nasional, serta mampu menjaga dan mengembangkan demokrasi untuk kepentingan rakyatnya.
"Sehingga bagi Barindo yang urgen bukan semata membicarakan kepentingan 2014 namun memastikan adanya perbaikan, regenerasi dan kesinambungan kepemimpinan bangsa yang mampu melayani dan membela kepentingan rakyat dalam setiap babak demokrasi kita," tegasnya.
"Premis dasarnya, siapa pun pemimpin bangsa ini hendaknya harus menjelmakan demokrasi dan pluralisme dalam wujud keadilan dan pemerataan kesejahteraan untuk semua," ujar Gita. (Yus)
Hal itu dapat diyakini lantaran, menurut Gita, refleksi dan reaktualisasi nilai-nilai kepahlawanan yang telah dikorbarkan para pejuang 68 tahun silam menjadi jiwa semangat bagi Barindo dalam membawa bangsa Indonesia memiliki daya juang yang pantang menyerah dan bermental baja.
"Latar belakang sosial bahkan afiliasi politik yang beragam di dalam tubuh Barindo merupakan modalitas yang luar biasa. Tidak hanya mencerminkan mozaik keindonesiaan namun kapasitas institusional dalam mengartikulasikan dan menjembatani kepentingan-kepentingan nasional yang menyentuh langsung denyut nadi kehidupan rakyat," kata Gita saat pengukuhan DPP Barindo periode 2013-2018 di Hotel Manhattan, Jakarta, Minggu (10/11/2013).
Menurut Gita, Etos kepahlawanan kita sebagai bangsa Indonesia akan terus diuji oleh tantangan-tantangan yang tidak kalah pelik bahkan lebih berbahaya dari ancaman-ancaman masa lampau. Ia mengutip Bung Karno yang mengatakan 'Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri'.
"Karena itu, kami ingin menjahit kembali komitmen keindonesiaan yang mulai rapuh karena kebangkitan gejala sektarianisme," tegas Gita yang juga merupakan peserta Konvensi Capres Partai Demokrat ini.
Menurut Gita, Indonesia gemilang akan sulit tercapai bila Indonesia tercerai-berai dan diurus secara tidak tepat. Karena itu menurutnya, Indonesia memerlukan kesinambungan kepemimpinan yang mampu membenahi sistem birokrasi dan pelayanan publik, tanggap dan berani membela keutuhan dan kepentingan nasional, serta mampu menjaga dan mengembangkan demokrasi untuk kepentingan rakyatnya.
"Sehingga bagi Barindo yang urgen bukan semata membicarakan kepentingan 2014 namun memastikan adanya perbaikan, regenerasi dan kesinambungan kepemimpinan bangsa yang mampu melayani dan membela kepentingan rakyat dalam setiap babak demokrasi kita," tegasnya.
"Premis dasarnya, siapa pun pemimpin bangsa ini hendaknya harus menjelmakan demokrasi dan pluralisme dalam wujud keadilan dan pemerataan kesejahteraan untuk semua," ujar Gita. (Yus)