Rodriguez Zapatero Menarik Pasukannya dari Irak

Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero berjanji akan menarik tentaranya dari Irak. Bahkan ia mengatakan pengiriman 1.300 tentara Spanyol ke negeri itu merupakan suatu kesalahan.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Mar 2004, 08:57 WIB
Liputan6.com, Madrid: Sehari setelah memenangkan pemilihan umum, Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero mengulangi janji kampanyenya di Madrid, Selasa (16/3). Dalam suasana berduka setelah ledakan bom di Madrid, Rodriguez Zapatero berjanji menarik pasukannya dari Irak. Dia memberi batas waktu implementasi keinginannya itu hingga 30 Juni. Apabila tidak dipenuhi, maka pria kelahiran Valladolid, Leon, itu akan menarik pasukannya dari Irak.

PM Negeri Matador ini beranggapan, pelaksanaan aksi pendudukan di Irak adalah sebuah kesalahan. Pria bermata biru ini juga mengatakan kalau pasukannya akan pulang apabila tidak ada perubahan dalam fungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengendalikan situasi dan penyerahan kekuasaaan politik pasukan pendudukan. Akan tetapi PM lulusan fakultas Hukum itu tidak menyebutkan secara khusus bentuk peran PBB yang diinginkan.

Ayah dua anak tersebut juga menilai partisipasi negaranya dalam perang yang mengirimkan 1.300 tentara Spanyol ke Irak merupakan kesalahan fatal. Dalam sebuah wawancara di radio, mantan Sekretaris Jenderal Partai Sosialis Spanyol (PSOE) ini mengatakan seorang pemimpin tidak bisa menggunakan kebohongan sebagai alasan berperang. Ia juga mengatakan, upaya penarikan pasukan Spanyol akan mengubah keseimbangan kekuasan di Eropa dan dunia.

Rodriguez Zapatero terpilih setelah PSOE yang dipimpinnya meraih 42,6 persen suara dalam ajang pemilihan umum [baca: Jose Luis Rodriguez Zapatero PM Baru Spanyol]. Sementara Partai Populer pimpinan bekas PM Spanyol Jose Maria Aznar hanya mendapat 37,6 persen.(DNP/Dewi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya