Remaja Indonesia yang merokok terbilang tinggi. Bahkan, anak-anak yang menjadi perokok pemula jumlahnya terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Jumlah perokok pemula yakni usia 10-14 tahun naik dua kali lipat dari 9,5 persen pada 2001 menjadi 17,5 persen pada tahun 2010.
Sementara dari Data Riskesdas 2010, di kalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4 persen laki-laki dan 0,9 persen perempuan yang merokok.
Demikian disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam surat elektronik yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Profesor Tjandra mengatakan, konsumsi tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat bisa mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dari data WHO 2008 saja, Indoneisa menempati posisi ketiga setelah China dan India.
Data GATS 2011 menunjukkan, prevalensi merokok orang dewasa Indonesia sebesar 34,8% terbagi atas 67,4% laki-laki, dan 4,5% perempuan (GATS, 2011). Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2009, menunjukkan 20,3% anak sekolah 13-15 tahun merokok.
(Mel)
Sementara dari Data Riskesdas 2010, di kalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4 persen laki-laki dan 0,9 persen perempuan yang merokok.
Demikian disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam surat elektronik yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Profesor Tjandra mengatakan, konsumsi tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat bisa mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dari data WHO 2008 saja, Indoneisa menempati posisi ketiga setelah China dan India.
Data GATS 2011 menunjukkan, prevalensi merokok orang dewasa Indonesia sebesar 34,8% terbagi atas 67,4% laki-laki, dan 4,5% perempuan (GATS, 2011). Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2009, menunjukkan 20,3% anak sekolah 13-15 tahun merokok.
(Mel)