Pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Filipina memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban Topan Haiyan, yang telah meluluhlantakkan sebagian Filipina dan diperkirakan menewaskan ribuan korban. Sejauh ini, WNI yang ada di Filipina dinyatakan selamat.
"Tidak ada korban jiwa dari WNI karena kebanyakan tinggal di Manila," kata Koordinator Fungsi Sosbud KBRI Manila R Toto Waspodo seperti dimuat BBC Indonesia yang dimuat Liputan6.com, Senin (11/11/2013).
Berdasarkan data dari KBRI, sekitar 1.400 WNI kini tinggal di Manila dan 9.000 lainnya di Filipina Selatan. Sedangkan di kota Cebu, Filipina tengah, yang termasuk dalam Klik jalur Haiyan terdapat sekitar 30 WNI.
"Sebelum topan terjadi, WNI di Cebu yang kebanyakan mahasiswa mengungsi ke hotel karena tidak ada listrik dan air. Mereka kini sudah kembali ke rumah masing-masing," tambah Toto.
WNI di Cebu kini membutuhkan air bersih, obat-obatan dan juga generator karena listrik masih belum menyala pasca bencana.
Namun, KBRI masih menunggu kabar dari Kota Tacloban, Ibukota Provinsi Leyte yang menjadi lokasi dengan kerusakan terparah tentang kemungkinan keberadaan WNI di sana. Hingga kini belum ada kabar pasti, karena jalur komunikasi yang belum pulih.
Korban jiwa dalam terjangan topan itu disebut-sebut mencapai 10.000 orang, di Tacloban saja.
Topan Tak Sampai Indonesia
Terjangan Topan 'monster' Haiyan di 3 negara Asia tentu membuat masyarakat Indonesia ketar-ketir. Mereka takut akan mengalami musibah serupa. Namun, ketakutan tersebut telah ditenangkan oleh pihak terkait.
"Topan Haiyan sendiri tak berbahaya untuk warga yang tinggal di Indonesia, karena tidak akan mendekati wilayah khatulistiwa," kata juru bicara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto.
Kukuh juga menjelaskan bahwa kekuatan Haiyan sudah jauh melemah.
"Haiyan sudah masuk ke Hanoi, dan perkiraan kita itu sudah melemah. Nanti malam bahkan tidak ada lagi," tutur Kukuh.
"Kami tegaskan, topan itu tidak akan masuk ke wilayah ekuator di mana pun termasuk Indonesia... Haiyan kemarin sudah turun dari kategori 5 ke kategori 2 dan nanti malam diprediksi sudah hilang jadi tidak akan ada pengaruhnya," ujar Kukuh.
BMKG mengatakan, teknologi memungkinkan sebuah badai atau topan terprediksi pembentukannya, kekuatan serta arah jalurnya 3 hari sebelum kejadian.
"Berdasarkan pemantauan kami, saat ini tidak ada badai yang akan masuk ke kawasan Asia dalam 3 hari. Cuma kami melihat ada dua bibit di utara Papua dan barat Sumatra, tetapi belum ada tanda untuk menguat," jelas Kukuh. (Tnt/Sss)
"Tidak ada korban jiwa dari WNI karena kebanyakan tinggal di Manila," kata Koordinator Fungsi Sosbud KBRI Manila R Toto Waspodo seperti dimuat BBC Indonesia yang dimuat Liputan6.com, Senin (11/11/2013).
Berdasarkan data dari KBRI, sekitar 1.400 WNI kini tinggal di Manila dan 9.000 lainnya di Filipina Selatan. Sedangkan di kota Cebu, Filipina tengah, yang termasuk dalam Klik jalur Haiyan terdapat sekitar 30 WNI.
"Sebelum topan terjadi, WNI di Cebu yang kebanyakan mahasiswa mengungsi ke hotel karena tidak ada listrik dan air. Mereka kini sudah kembali ke rumah masing-masing," tambah Toto.
WNI di Cebu kini membutuhkan air bersih, obat-obatan dan juga generator karena listrik masih belum menyala pasca bencana.
Namun, KBRI masih menunggu kabar dari Kota Tacloban, Ibukota Provinsi Leyte yang menjadi lokasi dengan kerusakan terparah tentang kemungkinan keberadaan WNI di sana. Hingga kini belum ada kabar pasti, karena jalur komunikasi yang belum pulih.
Korban jiwa dalam terjangan topan itu disebut-sebut mencapai 10.000 orang, di Tacloban saja.
Topan Tak Sampai Indonesia
Terjangan Topan 'monster' Haiyan di 3 negara Asia tentu membuat masyarakat Indonesia ketar-ketir. Mereka takut akan mengalami musibah serupa. Namun, ketakutan tersebut telah ditenangkan oleh pihak terkait.
"Topan Haiyan sendiri tak berbahaya untuk warga yang tinggal di Indonesia, karena tidak akan mendekati wilayah khatulistiwa," kata juru bicara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto.
Kukuh juga menjelaskan bahwa kekuatan Haiyan sudah jauh melemah.
"Haiyan sudah masuk ke Hanoi, dan perkiraan kita itu sudah melemah. Nanti malam bahkan tidak ada lagi," tutur Kukuh.
"Kami tegaskan, topan itu tidak akan masuk ke wilayah ekuator di mana pun termasuk Indonesia... Haiyan kemarin sudah turun dari kategori 5 ke kategori 2 dan nanti malam diprediksi sudah hilang jadi tidak akan ada pengaruhnya," ujar Kukuh.
BMKG mengatakan, teknologi memungkinkan sebuah badai atau topan terprediksi pembentukannya, kekuatan serta arah jalurnya 3 hari sebelum kejadian.
"Berdasarkan pemantauan kami, saat ini tidak ada badai yang akan masuk ke kawasan Asia dalam 3 hari. Cuma kami melihat ada dua bibit di utara Papua dan barat Sumatra, tetapi belum ada tanda untuk menguat," jelas Kukuh. (Tnt/Sss)