Panglima TNI: Heli Jatuh di Malinau Bukan Human Error

kecelakaan Helikopter M-17 di Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara bukan disebabkan oleh faktor kesalahan manusia.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 12 Nov 2013, 03:17 WIB
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memastikan, kecelakaan Helikopter M-17 di Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara bukan disebabkan oleh faktor kesalahan manusia.

"Tidak, sementara bukan human error, sementara ditemukan karena hempasan angin," kata Moeldoko di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2013).

Dia juga membantah adanya kerusakan mesin dari Helikopter keluaran tahun 2010 itu. "Tidak ada kerusakan mesin, karena sebelum dia ke situ dari Tarakan menuju 1 tempat, dia turun mengangkut orang lalu terbang lagi, jadi kondisi fisik helikopter baik," tambahnya.

Dia juga membantah mengenai adanya kelebihan beban yang dibawa di dalam helikopter tersebut. Menurut Moeldoko, para prajuritnya yang ikut dalam misi pembangunan pos kemanan di perbatasan tersebut sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Tidak ada kelebihan beban, semua ada regulasi dan peraturan. Ada SOP nya juga, dan itu tidak dilanggar, karena kalau dilanggar punya resiko tinggi," jelasnya.

Sebuah helikopter jenis MI-17 milik TNI Angkatan Darat jatuh saat melakukan misi pembangunan pos perbatasan Indonesia-Malaysia di Malinau, Kalimantan Utara pada Sabtu 9 November 2013. Musibah ini menewaskan 14 orang yang terdiri dari kru dan warga, dan 5 lainnya luka-luka.

Korban tewas itu di antaranya adalah Kapten CPN Wahyu Ramdan (engineer), Lettu Agung Budiarjo (pilot), Lettu CPN Rohmat, Kapten CZI Sardi serta Serka Aan. Selain prajurit, 8 warga yang menumpang heli tersebut juga tewas. Mereka adalah Desi dan Wahyu, warga Kota Tarakan, Bilung Lengkang, Lingling, Asun, Sam, Gring Bilung dan Hirodis. Mereka adalah warga Desa Apauping. (Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya