Ibu Hamil Waspadai Risiko Emboli

Para ibu hamil kini bukan hanya perlu waspada risiko kelahiran prematur tetapi juga emboli. Apakah emboli?

oleh Kusmiyati diperbarui 12 Nov 2013, 10:00 WIB
Para ibu hamil kini bukan hanya perlu waspada risiko kelahiran prematur tetapi juga emboli. Emboli merupakan kondisi yang tidak dapat diprediksi dan dicegah.

Ketua Bidang Ilmiah Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PB OGI), dr. Andon Hestiantoro menjelaskan setiap persalinan caesar maupun normal berisiko emboli.

"Emboli pada ibu melahirkan tidak dapat diprediksi dan dicegah, persalinan caesar atau normal sama-sama berisiko emboli tetapi risiko tinggi terjadi pada persalinan caesar," kata dr. Andon saat diwawancarai Liputan6.com, ditulis Selasa (12/11/2013).

Hal tersebut menurut dr. Anfon dikarenakan saat persalinan caesar lebih banyak pembukaan atau sayatan yang dilakukan akibat operasi.

Dr. Andon menambahkan emboli memiliki dua jenis, emboli udara dan emboli air ketuban. Kedua emboli tersebut berisiko kematian.

"Baik caesar maupun persalinan biasa pun bisa emboli ditandai dengan sesak napas, tekanan darah menurun, dan mendadak hilang kesadaran. Ketika pasien sesak napas, segera beri bantuan napas dan cari tahu penyebabnya," ujar dr Andon.

Namun menurut dr. Andon kasus kematian akibat emboli jarang sekali terjadi dengan perbandingan 1:80.000 kelahiran di dunia.

"Kasus kematian akibat emboli hampir dibilang jarang terjadi, di dunia saja perbandingannya 1:80.000 kelahiran tetapi setiap kelahiran berisiko emboli," katanya.

Kematian Emboli

Seperti pada kasus kematian yang menimpa pasien Julia (26) yang kini sedang marak dipemberitaan terkait dugaan malpraktik. Pasien tersebut mengalami emboli udara, menurut dr. Andon udara yang masuk terhambat sehingga membuat aliran darah berhenti.

Sementara emboli air ketuban menurut dr Andon merupakan penyumbatan arteri paru-paru ibu akibat cairan ketuban.

Kondisi tersebut terjadi saat air ketuban yang terdiri lemak, protein, unsur elektrolit, dan garam menimbulkan efek alergi, sehingga muncul reaksi seperti sesak napas, tekanan darah menurun, dan mendadak hilang kesadaran.

Menurut dr. Andon belum ada cara khusus untuk mencegah atau memprediksi seorang ibu akan mengalami emboli.

"Cara khusus sampai saat ini belum ada, sehingga baru ketahuan saat otopsi. Kami tidak bisa bilang ibu dengan dinding perut tebal bisa kena, atau ibu yang kurus atau gemuk nantinya berisiko emboli, setiap persalinan bisa saja terjadi dengan waktu yang cepat," katanya. (Mia/Mel)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya