Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi menyatakan lebih baik pemerintah membenahi tatanan perekonomian dalam negeri ketimbang mengurusi forum World Trade Organization (WTO) di Bali.
Pasalnya, pertemuan tersebut tidak akan memberi dampak positif bagi Indonesia, tapi malah akan menyusahkan.
Dia berpendapat penyelenggaraan WTO di Bali bakal membuat Indonesia semakin lupa diri dengan pekerjaan rumah yang harusnya diselesaikan.
"WTO gagalkan atau sengaja kita macetkan saja karena tidak ada gunanya bagi kita," kata Sofjan saat menghadiri diskusi persiapan WTO di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan adalah memperbaiki tatanan perekonomian, mengingat saat ini kebanyakan kebutuhan dalam negeri berasal dari impor.
Untuk itu, pemerintah harus membangun industri di dalam negeri agar tidak selalu bergantung pada impor. "Negara kita defisit karena semua impor," ungkapnya.
Meski Indonesia tergabung dalam WTO, Sofjan menilai hal tersebut tidak akan menolong Indonesia dari keterpurukan karena negara anggota WTO juga memiliki kepentingan masing-masing. (Pew/Ndw)
Pasalnya, pertemuan tersebut tidak akan memberi dampak positif bagi Indonesia, tapi malah akan menyusahkan.
Dia berpendapat penyelenggaraan WTO di Bali bakal membuat Indonesia semakin lupa diri dengan pekerjaan rumah yang harusnya diselesaikan.
"WTO gagalkan atau sengaja kita macetkan saja karena tidak ada gunanya bagi kita," kata Sofjan saat menghadiri diskusi persiapan WTO di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan adalah memperbaiki tatanan perekonomian, mengingat saat ini kebanyakan kebutuhan dalam negeri berasal dari impor.
Untuk itu, pemerintah harus membangun industri di dalam negeri agar tidak selalu bergantung pada impor. "Negara kita defisit karena semua impor," ungkapnya.
Meski Indonesia tergabung dalam WTO, Sofjan menilai hal tersebut tidak akan menolong Indonesia dari keterpurukan karena negara anggota WTO juga memiliki kepentingan masing-masing. (Pew/Ndw)