`Boi-boian`, Permainan Tradisional Sarat Makna

Boi-boian, permainan tradisional di tengah permainan cyber yang menjadi favorit anak-anak di Desa Tegalrejo, Yogyakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Nov 2013, 07:58 WIB
Citizen6, Yogyakarta: Di tengah era globalisasi yang terus menggerus permaianan tradisional dengan permainan cyber, ternyata permainan tradisional anak-anak seperti 'Boi-Boian' masih menjadi permainan favorit bagi sebagian anak kecil di Desa Tegalrejo Metes, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

Permainan 'Boi-boian' merupakan permainan sederhana namun sarat makna. Di sini anak-anak desa tersebut diajarkan cara bekerjasama dengan kelompoknya.

'Boi-boian' dimainkan oleh dua kelompok kecil, yaitu kelompok yang bermain dan kelompok yang berjaga. Masing-masing kelompok terdiri dari minimal 2 orang, karena membutuhkan kerjasama antara pemain dalam satu kelompok. Biasanya permainan Boi-boian dimainkan di sore hari.

Permainan ini adalah permainan merobohkan susunan pecahan genting yang disusun dengan menggunakan bola. Kemudian kelompok yang berjaga harus menyusunnya kembali. Namun mereka harus hati-hati, karena tim lain akan berusaha menggagalkannya dengan melempar bola.

Uniknya dari permainan ini adalah peraturan dalam membawa bola. Kelompok yang jaga berusaha melempar bola untuk mengenai kelompok bermain. Tetapi bukan dengan membawa lari bola, lalu melemparkannya mengenai tubuh lawan, melainkan bola harus dioperkan kepada anggota kelompoknya sambil berusaha mengejar dan melemparkan bola. Apabila mereka berhasil menyusun pecahan genting tersebut, mereka berteriak 'Boi-boi', yang artinya mereka memenangkan permainan.

Namun jika salah satu anggota kelompok terkena bola yang dilempar oleh kelompok lawan, maka mereka akan menjadi kelompok jaga.

Banyak hal yang dapat diambil dari permainan ini, di antaranya melatih kerjasama sejak dini namun tetap menyenangkan, menyehatkan, dan mengajarkan sikap sportif. Boi-boian, permainan sederhana namun sarat makna di tengah era globalisasi. (Elisabeth Sutriningsih/mar)

Elisabeth Sutriningsih adalah Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta dan pewarta warga. 

Mulai 6 November-15 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Jika Aku Punya Startup". Dapatkan 3 tiket masuk ke acara Startup Asia Jakarta 2013, yang masing-masing tiketnya bernilai Rp 3,3 jutaan ditambah merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya