Menteri Keuangan Filipina Cesar Purisma mengatakan kehancuran yang disebabkan Badai Haiyan bisa mengurangi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1% tahun depan. Purisma juga mengungkapkan, butuh waktu bertahu-tahun untuk membangun infrastruktur yang disapu badai.
Seperti dikutip dari BBC News, Kamis (14/11/2013), bagian terburuk dari hantaman badai tersebut berjumlah sekitar 12,5% dari seluruh ekonomi Filipina. Akibatnya, laju pertumbuhan ekonomi negara berpotensi melambat 1% pada 2014.
Perkiraan penurunan tersebut sangat bertolak belakang dengan perkiraan International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi ekonomi Filipina akan tumbuh 6% tahun depan. Tak hanya pembangunan infrastruktur yang menelan waktu lama, pembalikan kondisi ekonomi pun diprediksi menelan waktu bertahun-tahun.
"Pemulihan sebagian infrastruktur memerlukan waktu yang panjang, seperti misalnya jalur transmisi, Anda tak bisa membangunnya dalam semalam," tutur Purisma.
Menurutnya, Filipina merupakan satu dari tiga negara yang menderita kerusakan paling parah akibat bencana alam. Selain memaparkan kondisi ekonomi terkini di Filipina, Purisma juga mengatakan rencana pemerintah ke depan.
"Kami tengah meningkatkan investasi di bidang infrastruktur, mungkin sekitar 20% dari total anggaran belanja negara tahun depan," ungkapnya.
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dari badai tersebut berjumlah lebih dari 2.300 orang dan kemungkinan bertambah kembali. Badai Haiyan merupakan salah satu badai terbesar yang pernah terjadi dan menerpa daratan. Badai tersebut menghantam sejumlah provinsi di pipir pantai dan menyapu enam pulau di Filipina. (Sis/Ndw)
Seperti dikutip dari BBC News, Kamis (14/11/2013), bagian terburuk dari hantaman badai tersebut berjumlah sekitar 12,5% dari seluruh ekonomi Filipina. Akibatnya, laju pertumbuhan ekonomi negara berpotensi melambat 1% pada 2014.
Perkiraan penurunan tersebut sangat bertolak belakang dengan perkiraan International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi ekonomi Filipina akan tumbuh 6% tahun depan. Tak hanya pembangunan infrastruktur yang menelan waktu lama, pembalikan kondisi ekonomi pun diprediksi menelan waktu bertahun-tahun.
"Pemulihan sebagian infrastruktur memerlukan waktu yang panjang, seperti misalnya jalur transmisi, Anda tak bisa membangunnya dalam semalam," tutur Purisma.
Menurutnya, Filipina merupakan satu dari tiga negara yang menderita kerusakan paling parah akibat bencana alam. Selain memaparkan kondisi ekonomi terkini di Filipina, Purisma juga mengatakan rencana pemerintah ke depan.
"Kami tengah meningkatkan investasi di bidang infrastruktur, mungkin sekitar 20% dari total anggaran belanja negara tahun depan," ungkapnya.
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dari badai tersebut berjumlah lebih dari 2.300 orang dan kemungkinan bertambah kembali. Badai Haiyan merupakan salah satu badai terbesar yang pernah terjadi dan menerpa daratan. Badai tersebut menghantam sejumlah provinsi di pipir pantai dan menyapu enam pulau di Filipina. (Sis/Ndw)