Anak-anak korban Badai Haiyan mengemis dan berebut bantuan makanan. Tak hanya itu, korban lainnya meminta dievakuasi dari Kota Tacloban, Filipina, yang hancur diterjang badai dahsyat yang juga tenar dengan nama Yolanda.
Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (14/11/2013) menayangkan kondisi kota Bantayan, Cebu, Filipina yang diterjang Badai Haiyan. Rumah warga rata dengan tanah. Warga pun mengungsi dengan fasilitas serba kekurangan.
Makanan menjadi kebutuhan penting mereka saat ini. Anak-anak di wilayah tersebut mencoba meminta belas kasihan dari para pengguna jalan yang melintas. Seringkali mereka berebut makanan untuk mengisi perutnya.
Tak hanya itu, korban badai ini juga rentan penyakit. Mereka harus bertahan dalam hujan dan panas tanpa tempat berlindung yang layak. Para orang tua hingga anak-anak yang terbaring sakit terpaksa dirawat dengan fasilitas medis seadanya.
Pihak rumah sakit setempat pun mengakui sangat kekurangan pasokan obat-obatan dan sejumlah fasilitas rumah sakit dalam kondisi rusak parah.
Sementara di Tacloban, ratusan warga meminta segera dievakuasi karena mereka menganggap kota tersebut tak lagi layak huni. Mereka menunggu giliran untuk diangkut pesawat militer. Kondisi kota ini rusak parah dan masih banyak jenazah terbaring di pinggiran jalan.
Aksi anarkhis yang kerap dilakukan menambah suasana horor kota itu. Beberapa hari yang lalu, suara tembakan terdengar di dekat balai kota setempat. Para narapidana mencoba kabur dari penjara dan membuat kekacauan.
Warga pun tak lagi merasa aman. Mereka tak hanya kekurangan kebutuhan pangan, namun juga dihantui perasaan takut oleh aksi perampokan, penjarahan, dan pemerkosaan. (Ali/Ein)
Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (14/11/2013) menayangkan kondisi kota Bantayan, Cebu, Filipina yang diterjang Badai Haiyan. Rumah warga rata dengan tanah. Warga pun mengungsi dengan fasilitas serba kekurangan.
Makanan menjadi kebutuhan penting mereka saat ini. Anak-anak di wilayah tersebut mencoba meminta belas kasihan dari para pengguna jalan yang melintas. Seringkali mereka berebut makanan untuk mengisi perutnya.
Tak hanya itu, korban badai ini juga rentan penyakit. Mereka harus bertahan dalam hujan dan panas tanpa tempat berlindung yang layak. Para orang tua hingga anak-anak yang terbaring sakit terpaksa dirawat dengan fasilitas medis seadanya.
Pihak rumah sakit setempat pun mengakui sangat kekurangan pasokan obat-obatan dan sejumlah fasilitas rumah sakit dalam kondisi rusak parah.
Sementara di Tacloban, ratusan warga meminta segera dievakuasi karena mereka menganggap kota tersebut tak lagi layak huni. Mereka menunggu giliran untuk diangkut pesawat militer. Kondisi kota ini rusak parah dan masih banyak jenazah terbaring di pinggiran jalan.
Aksi anarkhis yang kerap dilakukan menambah suasana horor kota itu. Beberapa hari yang lalu, suara tembakan terdengar di dekat balai kota setempat. Para narapidana mencoba kabur dari penjara dan membuat kekacauan.
Warga pun tak lagi merasa aman. Mereka tak hanya kekurangan kebutuhan pangan, namun juga dihantui perasaan takut oleh aksi perampokan, penjarahan, dan pemerkosaan. (Ali/Ein)
