Misteri Perjanjian Mega-Prabowo di Batu Tulis

Di antara 7 poin perjanjian Batu Tulis disebutkan bahwa Mega harus mendukung Prabowo pada Pilres 2014 mendatang.

oleh Riski Adam diperbarui 16 Nov 2013, 01:03 WIB
Koalisi antara PDIP dan Partai Gerindra yang dimulai sejak Pilpres 2009 dengan menduetkan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai pasangan capres-cawapres akan berlanjut hingga Pilpres 2014 mendatang. Berdasarkan informasi dari sumber Liputan6.com, koalisi antara PDIP dengan Gerindra pada 2009 lalu tertuang dalam Perjanjian Batu Tulis.

Perjanjian tersebut disebut-sebut menghasilkan kesepakatan bahwa Megawati yang menjadi capres 2009 lalu akan mendukung Prabowo sebagai presiden pada Pilpres 2014 mendatang.

"Perjanjian Batu Tulis pada tahun 2009 lalu antara Bu Megawati dengan Prabowo memang ada dan pernah terjadi," kata salah seorang sumber yang juga turut dalam pertemuan dan perjanjian tersebut kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (15/11/2013).

Sumber tersebut menyebutkan, dalam pertemuan itu dihadiri sekitar 10 orang petinggi PDIP dan Partai Gerindra. Dan kedua tokoh besar itu yakni Megawati dan Prabowo menandatangani 7 poin kesepakatan di atas materai.

"Dan di dalam poin ke-7 itu menyebutkan bahwa `Megawati Soekarnoputri mendukung Prabowo Subianto sebagai presiden dalam Pilpres 2014 mendatang`," papar sumber.

Sementara pada kesempatan berbeda Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat saat dikonfirmasi kebenaran perjanjian ini, enggan mengungkapkan panjang lebar. Martin tidak membenarkan, juga tidak menampik fakta perjanjian itu.

"Saya tidak mau berkata menjawab itu, saya menjawab dengan anggukan kepala saja," kata Martin sambil tersenyum dan menganggukan kepalanya saat ditemui di Gedung DPR hari ini.

Martin lebih memilih berhati-hati dalam membicarakan kontrak politik itu. Lantaran, kata dia, Gerindra ingin hubungan koalisi dengan PDIP tetap harmonis.

Namun, hingga saat ini suara dukungan pencapresan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga kader PDIP kencang terdengar. Jika benar ada kontrak politik mendukung pencapresan Gerindra, lalu bagaimana jika PDIP mencapreskan Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo?

"Sumbangan terbesar Gerindra dan PDIP itu adalah mendukung tokoh-tokoh tertentu untuk menjadi pejabat pemerintahan yang dicintai oleh rakyat dan wujud dukungan itu adalah kita menjadikan Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Dan kita partai Gerindra tetap menjadikan Pak Prabowo sebagai capres 2014 besok," tukas Martin.

Sementara politisi senior PDIP Sabam Sirait mengakui, dirinya hadir dalam pertemuan tersebut. Namun ketika ditanyakan apakah pertemuan tersebut menyepakati bahwa Megawati memberikan dukungan kepada Prabowo sebagai capres Pilpres 2014 mendatang, ia tidak mengetahui persis.

"Saya memang hadir (pertemuan itu). Setahu saya untuk membahas dan menyepakati presiden 2009. Tapi saya tidak mengatakan 'hanya' ya. Soal, adanya pembahasan lain itu tanyakan langsung aja dengan Megawati dan Prabowo," kata Sabam saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon di Jakarta, Jumat (14/11/2013).

Lebih jauh Sabam menjelaskan, pada dasarnya tidak ada kesepakatan secara eksplisit antara DPP PDIP dengan DPP Partai Gerindra untuk membahas capres 2014. "Yang saya tahu antara PDIP dan Gerindra tidak ada kesepakatan apa-apa. Kalau personal ke personal ya saya tidak tahu," ungkapnya.

Sabam juga menyatakan, urusan capres dari PDIP telah diserahkan sepenuhnya kepada Megawati. Lantaran, dalam hasil kongres PDIP lalu menyepakati, urusan capres diserahkan kepada ketua umum untuk menunjuk dirinya sendiri atau orang lain yang akan menjadi capres yang diusung PDIP.

"Jadi keputuan kongres menyerahkan kepada Ibu Mega untuk menentukan capres, bisa dia sendiri bisa orang lain. Tapi terserah ibu mega apakah akan mencalonkan diri lagi atau menunjuk orang lain," jelasnya. (Rmn/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya