Untuk meningkatkan kinerja dan daya saing Bank DKI, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengaku, pihaknya akan menambah suntikan dana sebesar Rp 1 triliun kepada Bank DKI tersebut pada tahun anggaran 2014.
"Ada, kita mau tambah satu triliun," ujar Jokowi saat menghadiri acara pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) yang diadakan di lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, minggu, (17/11/2013).
Menurut Jokowi, dana yang menjadi penyertaan modal tersebut akan digunakan memperluas jaringan Bank DKI ke wilayah-wilayah lain di Indonesia yang dianggap mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
"Ya ke seluruh wilayah yang ekonominya bagus. Ya kayak kemarin itu di Riau, nanti Palembang, terus daerah Sumatera utara, ini kita akan terus perluas, " ujar Jokowi.
Dengan semakin luasnya jaringan Bank DKI hingga ke luar pulau Jawa, Jokowi berharap, Bank DKI dapat semakin profesional. Terlebih dalam APBD perubahan yang baru saja disepakati bersama DPRD beberapa minggu lalu, pihaknya memberikan penyertaan modal kepada BUMD tersebut yang besarnya mencapai Rp 350 miliar.
Ia berharap agar Bank DKI dapat menjadi agen pembangunan bagi para pelaku industri usaha kecil. "Kami mau Bank DKI menjadi tempat simpan pinjam dan pemodal usaha kecil dan menengah. Arahnya itu harus ke sana," ujar Jokowi.
Sebelumnya, pada sabtu, 16, November 2013 kemarin, Jokowi bersama dengan Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono membuka cabang Bank DKI Jakarta di provinsi Riau. Ini merupakan bagian dari ekspansi Bank DKI ke beberapa kota di Indonesia setelah sebelumnya Bank DKi telah memperluas jaringannya dengan membuka cabang di Makassar, Solo, Bandung dan Surabaya.
Setelah Riau, rencananya, Bank DKI ke depan akan membuka cabang di Palembang dan Medan, sumatera Utara. Dengan dibukanya kantor cabang di Makassar tersebut, Bank DKI total mempunyai 214 cabang yang terdiri dari 24 cabang konvensional, 2 cabang syariah, 42 cabang pembantu konvensional, 8 cabang pembantu syariah, 99 kantor kas konvensional, 7 kantor kas syariah dan 31 payment poin. (Luq/Ahm)
"Ada, kita mau tambah satu triliun," ujar Jokowi saat menghadiri acara pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) yang diadakan di lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, minggu, (17/11/2013).
Menurut Jokowi, dana yang menjadi penyertaan modal tersebut akan digunakan memperluas jaringan Bank DKI ke wilayah-wilayah lain di Indonesia yang dianggap mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
"Ya ke seluruh wilayah yang ekonominya bagus. Ya kayak kemarin itu di Riau, nanti Palembang, terus daerah Sumatera utara, ini kita akan terus perluas, " ujar Jokowi.
Dengan semakin luasnya jaringan Bank DKI hingga ke luar pulau Jawa, Jokowi berharap, Bank DKI dapat semakin profesional. Terlebih dalam APBD perubahan yang baru saja disepakati bersama DPRD beberapa minggu lalu, pihaknya memberikan penyertaan modal kepada BUMD tersebut yang besarnya mencapai Rp 350 miliar.
Ia berharap agar Bank DKI dapat menjadi agen pembangunan bagi para pelaku industri usaha kecil. "Kami mau Bank DKI menjadi tempat simpan pinjam dan pemodal usaha kecil dan menengah. Arahnya itu harus ke sana," ujar Jokowi.
Sebelumnya, pada sabtu, 16, November 2013 kemarin, Jokowi bersama dengan Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono membuka cabang Bank DKI Jakarta di provinsi Riau. Ini merupakan bagian dari ekspansi Bank DKI ke beberapa kota di Indonesia setelah sebelumnya Bank DKi telah memperluas jaringannya dengan membuka cabang di Makassar, Solo, Bandung dan Surabaya.
Setelah Riau, rencananya, Bank DKI ke depan akan membuka cabang di Palembang dan Medan, sumatera Utara. Dengan dibukanya kantor cabang di Makassar tersebut, Bank DKI total mempunyai 214 cabang yang terdiri dari 24 cabang konvensional, 2 cabang syariah, 42 cabang pembantu konvensional, 8 cabang pembantu syariah, 99 kantor kas konvensional, 7 kantor kas syariah dan 31 payment poin. (Luq/Ahm)