Abraham Samad Sindir Kapolri Soal Tradisi `Uang Setoran`

Abraham miris melihat banyak anggota polisi yang ingin menjadi baik tapi masih harus `setor` uang kepada atasannya.

oleh Oscar Ferri diperbarui 17 Nov 2013, 23:41 WIB
Kepolisian Republik Indonesia sebagai bagian dari penegak hukum dinilai masih rentan terhadap penyuapan. Tak sedikit anggota Polri berpangkat rendah masih sulit berlaku baik, bebas menerima korupsi dan suap, akibat masih berlakunya tradisi `setoran` kepada atasanya.

Demikian dikatakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad saat menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran dan diskusi buku `Hoegeng, Polisi dan Menteri Teladan` di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2013). Selain Abraham, hadir Kapolri Jenderal Polisi Sutarman yang juga sebagai pembicara.

"Kalau ke daerah-daerah, saya panggil beberapa anggota polisi, saya tanya, kalian mau berubah atau nggak? Mereka bilang mau. Tapi susah, karena mereka harus nyetor sama yang di atasnya," ujar Abraham di sela-sela diskusi.

Spontan, pernyataan Abraham langsung membuat para pengunjung diskusi tertawa. Sutarman yang berada tepat di depan Abraham pun tersenyum. Ia merasa tersindir.

Lebih lanjut Abraham mengatakan, tradisi `setoran` kepada atasan itu masih berlaku di internal Polri. Sehingga sulit bagi Polri melenyapkan tradisi seperti itu. Abraham pun berpesan kepada Sutarman. Abraham berharap agar Sutarman dapat menghilangkan tradisi buruk itu.

Abraham yang pernah menjadi Ketua suatu LSM di Makassar, Sulawesi Selatan itu berharap Sutarman bisa menjadi teladan yang baik bagi semua anggota Polri. "Pak Sutarman, saya tidak ingin mendengar lagi cerita-cerita ada seorang Kapolres yang nyetor ke Kapolda. Saya harap tangan besi Pak Sutarman digunakan positif untuk Polri," kata Abraham. (Gen/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya