Korban Topan Haiyan Minum Air Hujan dan Makan Kelapa

Warga mengaku, sejak bencana topan haiyan melanda, belum ada butiran-butiran nasi yang mengisi perut mereka.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Nov 2013, 10:55 WIB
Lebih dari 3.000 orang meninggal dunia, infrastruktur serta kota pun melumpuh akibat sapuan topan Haiyan menghantam Filipina pada 8 November lalu. Warga di Barangai atau Desa Dumolog, Provinsi Capiz, Filipina, kini harus bertahan hidup mengandalkan kelapa dan tadahan air hujan.

Mereka mengaku, sejak bencana melanda, belum ada butiran-butiran nasi yang mengisi perut mereka. Untuk mengganjal perutnya, warga mengandalkan kelapa dan makanan ringan.

"Di sini kami kurang bahan makanan, terutama beras. Kalau air kami menadah dari air hujan," keluh Jevin, seorang warga Dumolog, kepada Liputan6.com di Capiz, Filipina,Senin (18/11/2013).

Selain itu, warga Dumolog mengandalkan tenaga listrik portable atau genset. "Di sini satu genset untuk menghidupkan 20 rumah," ucap wanita berumur 45 tahun itu.

Pantauan Liputan6.com di salah satu lokasi bencana, Dumolog, Provinsi Capiz, Filipina, Minggu 17 November kemarin, infrastruktur di lokasi ini begitu porak-poranda.

Anak-anak di Dumolog banyak yang kehilangan tempat tinggal. Bahkan orangtua mereka pun tak luput menjadi korban. Salah satu warga desa Dumolog, Maria hanya terpaku melihat rumahnya yang hancur akibat topan yang dijuluki 'monster' itu. (Ndy/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya