FBI: Anonymous Serang Komputer Pemerintah AS

Kelompok hacker Anonymous disinyalir berhasil mengakses komputer-komputer milik pemerintah Amerika Serikat dan beberapa lembaga vital di AS.

oleh Denny Mahardy diperbarui 18 Nov 2013, 14:55 WIB

Sekelompok hacker yang tergabung dalam Anonymous disinyalir berhasil mengakses komputer-komputer milik pemerintah Amerika Serikat dan beberapa lembaga sensitif negara tersebut.

Aksi peretasan yang menarget negara Adidaya itu muncul dalam peringatan yang dikeluarkan oleh biro investigasi federal AS. Lembaga yang dikenal dengan sebutan FBI tersebut telah mengeluarkan memo peringatan secara luas pada awal pekan ini.

Memo peringatan itu sebelumnya sudah disebar pada hari Kamis lalu dan dikategorikan ke dalam masalah yang harus ditangani. Aksi hacking ini kabarnya berdampak pada lembaga vital AS seperti Angkatan Darat, Departemen Energi, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan serta banyak lembaga lainnya.

Menurut laman Huffington Post, sebuah email telah dikirim FBI minggu lalu kepada salah satu petinggi Departemen Energi, Kevin Knobloch. Dalam surat itu diungkap setidaknya ada 104 ribu data pribadi milik karyawan kontraktor dan anggota keluarga terkait lembaga itu dengan 2.000 rekening bank yang berhasil dieksploitasi hacker.

Hacking yang terjadi pada jaringan internal milik pemerintah Amerika Serikat itu disebutkan sebagai aksi balas dendam akibat tindakan berlebihan yang dilakukan pemerintah. Sebab belakangan ini pengadilan telah mendakwa beberapa orang yang diduga pelaku hacking dengan vonis yang berlebihan.

Serangan ini diperkirakan dipicu oleh dakwaan yang dijatuhkan kepada Lauri Love, warga Inggris pada tanggal 28 Oktober lalu karena diduga telah melakukan hacking pada beberapa lembaga vital AS. Data pribadi milik Angkatan Darat, Departemen Energi, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan serta banyak lembaga lainnya diungkap sebagai target peretasan yang dilakukan Love.

Aksi penyusupan digital yang dilancarkan Anonymous ini diprediksi FBI telah berlangsung sejak tahun lalu. Para hacker meninggalkan celah keamanan 'backdoor' yang memungkinkan mereka untuk mengeksploitasi kembali korbannya setiap saat.

Di Indonesia, isu hacking dan penyadapan juga sedang menjadi topik hangat. Beberapa lembaga dan petinggi pemerintah termasuk Presiden SBY disebutkan menjadi target penyadapan, hanya saja yang melakukan peretasan bukan kelompok hacker melainkan badan intelijen Australia. (den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya