Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas bumi (BPH Migas) memprediksi ada peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium saat hari raya Natal dan Tahun Baru sebesar 7% dari konsumsi harian normal.
Sekretaris BPH Migas Djoko Siswanto mengatakan, peningkatan konsumsi tersebut sama seperti yang terjadi saat Lebaran yang mengikuti pertumbuhan jumlah kendaraan.
"Idul Fitri kemarin konsumsi naik 6% atau 7%. Ya hampir sama lah dengan Natal dan Tahun Baru karena pertumbuhan kendaraan dari Lebaran ke Desember kan ada. Kalau nggak ada pertumbuhan kendaraan lebih kecil dari Lebaran," kata Djoko di kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (18/1/2013).
Djoko menambahkan, untuk konsumsi BBM bersubsidi jenis solar diperkirakan malah mengalami penurunan saat momen tersebut.
Dirinya mengaku, pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan telah melakukan penekanan konsumsi BBM bersubsidi yaitu dengan menaikkan harga. "Untuk premium kemarin kan menaikkan harga. Konversi pelan-pelan," ungkapnya.
Sedangkan untuk solar, pemerintah sudah melakukan mandatori campuran kadar BBM dengan BBN 10% untuk solarn dan juga melakukan pelarangan menggunkan BBM bersubsidi bagi kendaraan yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri ESDM nomor 1 tahun 2013.
"Untuk solar, pemerintah sudah biosolar dan pelarangan kendaraan pakai bbm subsidi. Penyalahgunaan dihilangkan," pungkasnya.
Dikutip dari data PT Pertamina (Persero), Selasa (13/8/2013), menunjukkan rata-rata realisasi penyaluran BBM bersubsidi untuk masa mudik dan arus balik lebaran 2013 hingga 11 Agustus 2013 masing-masing premium mencapai 82.731 kiloliter (kl) per hari dan solar 33.471 kl per hari.
Realisasi konsumsi premium hingga Minggu (11/8/2013) lalu masih di bawah estimasi dengan rata-rata 82.731 kl per hari atau 102% target harian (DOT), dengan tingkat konsumsi tertinggi arus mudik terjadi pada hari Rabu (H-1) sebesar 104.321 kl atau 129% dari DOT.
Realisasi penyaluran tersebut bahkan lebih rendah dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sekitar 84.631 kl per hari. (Pew/Nur)
Sekretaris BPH Migas Djoko Siswanto mengatakan, peningkatan konsumsi tersebut sama seperti yang terjadi saat Lebaran yang mengikuti pertumbuhan jumlah kendaraan.
"Idul Fitri kemarin konsumsi naik 6% atau 7%. Ya hampir sama lah dengan Natal dan Tahun Baru karena pertumbuhan kendaraan dari Lebaran ke Desember kan ada. Kalau nggak ada pertumbuhan kendaraan lebih kecil dari Lebaran," kata Djoko di kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (18/1/2013).
Djoko menambahkan, untuk konsumsi BBM bersubsidi jenis solar diperkirakan malah mengalami penurunan saat momen tersebut.
Dirinya mengaku, pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan telah melakukan penekanan konsumsi BBM bersubsidi yaitu dengan menaikkan harga. "Untuk premium kemarin kan menaikkan harga. Konversi pelan-pelan," ungkapnya.
Sedangkan untuk solar, pemerintah sudah melakukan mandatori campuran kadar BBM dengan BBN 10% untuk solarn dan juga melakukan pelarangan menggunkan BBM bersubsidi bagi kendaraan yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri ESDM nomor 1 tahun 2013.
"Untuk solar, pemerintah sudah biosolar dan pelarangan kendaraan pakai bbm subsidi. Penyalahgunaan dihilangkan," pungkasnya.
Dikutip dari data PT Pertamina (Persero), Selasa (13/8/2013), menunjukkan rata-rata realisasi penyaluran BBM bersubsidi untuk masa mudik dan arus balik lebaran 2013 hingga 11 Agustus 2013 masing-masing premium mencapai 82.731 kiloliter (kl) per hari dan solar 33.471 kl per hari.
Realisasi konsumsi premium hingga Minggu (11/8/2013) lalu masih di bawah estimasi dengan rata-rata 82.731 kl per hari atau 102% target harian (DOT), dengan tingkat konsumsi tertinggi arus mudik terjadi pada hari Rabu (H-1) sebesar 104.321 kl atau 129% dari DOT.
Realisasi penyaluran tersebut bahkan lebih rendah dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sekitar 84.631 kl per hari. (Pew/Nur)