Kementerian Pertanian selalu saja beralasan kurangnya pasokan kedelai di dalam negeri akibat keterbatasan lahan pertanian kedelai yang hanya 600 ribu hektare (ha). Kondisi ini berbanding jauh dengan negara Brazil yang mempunyai basis lahan kedelai seluas 30 juta ha.
"Lahan kedelai yang ada saat ini cuma 600 ribu ha. Sedangkan Brazil untuk satu komoditas kedelai saja, disediakan lahan 30 juta ha. Padahal jumlah penduduknya di bawah Indonesia," ungkap Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Lebih jauh dia mengakui, kurangnya lahan pertanian kedelai ini menyeret jumlah produksi kedelai dalam negeri sekitar 1,3 juta sampai 1,4 juta ton dengan masa panen per tiga bulan. Sedangkan negara-negara sub tropis yang mencatat masa panen per enam bulan mampu memproduksi 2,8 juta ton kedelai.
"Faktanya produksi kedelai kita memang baru sepertiga dari kebutuhan dalam negeri. Dan dua pertiganya masih impor. Pemicunya ya karena lahan terbatas," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya menargetkan produksi kedelai lokal bisa menembus 1,5 juta ton pada tahun depan. Proyeksi tersebut dapat tercapai apabila ada tambahan lahan sehingga mampu mengurangi impor kedelai.
"Kami perlu tambahan lahan seluas 500 ribu ha dan itu ada komitmen dari lahan transmigrasi seluas 155 ribu ha serta Aceh seluas 50 ribu ha dan kesiapan provinsi lainnya yang dulu merupakan sentra kedelai," ucap dia.
Suswono juga menambahkan, pihaknya berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Kementerian Kehutanan yang berjanji mengaloksikan lahan 300 ribu ha untuk menanam kedelai. Namun yang bisa dimanfaatkan baru seluas 160 ribu ha.
"Pemicu lainnya adalah soal harga karena harga kedelai sangat murah akibat terjangan impor yang besar sehingga petani tidak tertarik menanam kedelai," keluhnya.
Apabila pemerintah berkomitmen memperluas lahan kedelai dan memberikan jaminan harga kedelai kepada petani, Suswono optimistis, Indonesia dapat kembali mengecap swasembada kedelai seperti yang pernah dirasakan dalam beberapa tahun lalu.(Fik/Ndw)
"Lahan kedelai yang ada saat ini cuma 600 ribu ha. Sedangkan Brazil untuk satu komoditas kedelai saja, disediakan lahan 30 juta ha. Padahal jumlah penduduknya di bawah Indonesia," ungkap Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Lebih jauh dia mengakui, kurangnya lahan pertanian kedelai ini menyeret jumlah produksi kedelai dalam negeri sekitar 1,3 juta sampai 1,4 juta ton dengan masa panen per tiga bulan. Sedangkan negara-negara sub tropis yang mencatat masa panen per enam bulan mampu memproduksi 2,8 juta ton kedelai.
"Faktanya produksi kedelai kita memang baru sepertiga dari kebutuhan dalam negeri. Dan dua pertiganya masih impor. Pemicunya ya karena lahan terbatas," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya menargetkan produksi kedelai lokal bisa menembus 1,5 juta ton pada tahun depan. Proyeksi tersebut dapat tercapai apabila ada tambahan lahan sehingga mampu mengurangi impor kedelai.
"Kami perlu tambahan lahan seluas 500 ribu ha dan itu ada komitmen dari lahan transmigrasi seluas 155 ribu ha serta Aceh seluas 50 ribu ha dan kesiapan provinsi lainnya yang dulu merupakan sentra kedelai," ucap dia.
Suswono juga menambahkan, pihaknya berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Kementerian Kehutanan yang berjanji mengaloksikan lahan 300 ribu ha untuk menanam kedelai. Namun yang bisa dimanfaatkan baru seluas 160 ribu ha.
"Pemicu lainnya adalah soal harga karena harga kedelai sangat murah akibat terjangan impor yang besar sehingga petani tidak tertarik menanam kedelai," keluhnya.
Apabila pemerintah berkomitmen memperluas lahan kedelai dan memberikan jaminan harga kedelai kepada petani, Suswono optimistis, Indonesia dapat kembali mengecap swasembada kedelai seperti yang pernah dirasakan dalam beberapa tahun lalu.(Fik/Ndw)