Politisi Australia: Penyadapan Presiden Itu Beda Lagi Ceritanya

Informasi adanya aksi penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia menjadi perhatian serius kedua negara.

oleh Riz diperbarui 19 Nov 2013, 09:26 WIB

Informasi adanya aksi penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia menjadi perhatian serius kedua negara. Indonesia geram, Australia kelimpungan.

Politisi Australia Andrew Wilkie menyatakan, aksi penyadapan intelijen itu merupakan hal yang lumrah. Tapi soal penyadapan terhadap ponsel Presiden SBY, istri, dan menteri, itu beda lagi persoalannya. Menurut dia, hal itu tidak seperti operasi intelijen yang biasa dilakukan Australia.

"Aksi penyadapan sudah jadi bagian operasi intelijen. Ini lumrah," ujar Wilkie dalam wawancara eksklusif dengan News.com.au, yang dimuat pada Selasa (19/11/2013).

"Tapi penyadapan terhadap ponsel Presiden, menteri, dan keluarganya itu beda lagi ceritanya. Penyadapan itu sangat detail," imbuh pria yang pernah bekerja sebagai anggota intelijen mata-mata ini.

Wilkie yang merupakan anggota parlemen dari kelompok Independen Tasmania Andrew Wilkie itu menyatakan, penyadapan seharusnya dilakukan bukan ke orangnya langsung, tapi ke orang yang punya informasi soal target sasaran, "Menargetkan seseorang yang mungkin bisa memberikan informasi meski mungkin sedikit sulit untuk menemukan detail," jelas Wilkie.

Informasi dari kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden, aksi penyadapan terhadap SBY, Ibu Ani dan menteri dilakukan pada Agustus 2009. Ketika itu Australia dipimpin Kevin Rudd dari Partai Buruh. Kini PM Australia Tonny Abbott, menurut Wilkie, harus menanggung dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan Rudd. [BacaSnowden: Ponsel SBY Disadap Australia]

"Menurutku, setiap negara punya alasan yang kuat mengapa melakukan penyadapan. Dan Australia telah menghabiskan jutaan dolar untuk melancarkan operasi intelijen," ujar Wilkie.

Politisi Negeri Kangguru itu mengaku mendukung penguakan fakta yang dilakukan pembocor dokumen intelijen Snowden. Menurutnya, Snowden bertindak atas kepentingan publik ketika membocorkan informasi tersebut.

Benarkah SBY Disadap?

Pendapat berbeda disampaikan Mantan Menteri Luar Negeri Alexander Downer. Ia menilai penguakan dokumen rahasia oleh Snowden ini telah merugikan Australia. "Ini adalah situasi mengejutkan yang tentunya Australia harus membayar mahal," ucap Downer dalam lansiran Sidney Morning Herald.

Senator Partai Green Scott Ludlam meragukan kebenaran adanya penyadapan terhadap Presiden SBY. Menurut dia, belum tentu benar informasi yang dibocorkan Snowden bahwa Australia menyadap Presiden SBY.

Oleh karena itu, Scott mendesak agar dilakukan penyelidikan secara menyeluruh. Sebab, menurut dia, selama ini operasi pengumpulan informasi yang dilakukan Pemerintah Australia telah lepas kendali. "Apakah benar Presiden Indonesia, istrinya dan pejabatnya menjadi target penyadapan?" tanya Ludlam. (Riz/Ism) 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya