Susu Sebabkan Osteoporosis dan Peradangan?

Bila sebelumnya sudah dibahas mengenai manfaat susu, kali ini kontra datang dari guru besar Kedokteran di AS, Hiromi Shinya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 24 Nov 2013, 12:00 WIB
Bila sebelumnya sudah dibahas mengenai manfaat susu, kali ini kontra datang dari guru besar Kedokteran Albert Einstein College of medicine, AS, Hiromi Shinya, MD. Ia mengatakan, susu dapat menyebabkan osteoporosis dan peradangan.

Menurut Hiromi, tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada susu. Ini karena susu mengandung kasein hingga 80 persen yang langsung menggumpal menjadi satu, begitu memasuki lambung sehingga mencernanya menjadi sangat sulit. Terlebih lagi susu yang dijual di pasaran telah melalui proses homogenisasi.

"Homogenisasi berarti meratakan kadar lemak dalam susu dengan cara mengaduknya. Ini hal yang buruk karena saat susu diaduk, udara ikut bercampur di dalamnya dan mengubah komponen lemak dalam susu itu menjadi zat lemak teroksidasi. Dengan kata lain, susu homogen menghasilkan radikal bebas dan memberikan pengaruh yang buruk bagi tubuh," jelasnya seperti ditulis Minggu (24/11/2013).


Susu menyebabkan peradangan

Selama 30 tahun terakhir di Jepang, jumlah pasien dermatitis atopik (alergi kulit) dan alergi serbuk meningkat secara drastis. Jumlahnya saat ini mungkin sebanyak satu dari setiap lima orang.

"Begitu banyak teori yang berusaha menjelaskan hal tersebut, namun saya percaya susu adalah penyebabnya," tulis Hiromi.

Susu disebut Hiromi, mengandung banyak zat lemak teroksidasi yang mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus kita.

"Sebagai akibatnya, racun-racun seperti radikal bebas, hidrogen sulfida dan amonia diproduksi dalam usus," jelasnya.


Susu menyebabkan osteoporosis

Susu identik dengan minuman untuk mencegah osteoporosis karena jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan usia. Namun Hiromi menyatakan, ini adalah kesalahan besar karena minum susu menyebabkan osteoporosis.

"Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 miligram. Saat minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas terlihat banyak kalsium terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk," ujar Hiromi.

Hiromi menjelaskan, ketika konsentrasi kalsium darah tiba-tiba naik, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine.

"Dengan kata lain, jika Anda mencoba untuk minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh secara keseluruhan," katanya.

(Fit/Abd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya