Film yang diadaptasi dari novel karya Buya Hamka berjudul Tenggelamnya Kapan Van Der Wijck menghadirkan suasana tahun 1930-an sebagai set lokasi cerita. Sepanjang dua jam penayangan, penonton bakal disuguhkan dengan pemandangan menarik yang terdapat di masa lalu.
"Set lokasi memang dibuat seperti tahun 1930, saat zaman Belanda. Hal itu dilakukan supaya menjaga cerita dan terlihat autentik. Saya sendiri yang melakukan riset terhadap semua unsur di zaman itu," ujar produser dan sutradara film, Sunil Soraya saat ditemui di kantor Soraya Intercine Films, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2013).
Sunil menampilkan banyak unsur yang terjadi di tahun 1930. Tak cuma setting lokasi, tapi para pemain yang tampil di film tersebut juga menggunakan pakaian yang sesuai mode di zaman itu.
"Saya konsultasi dengan desainer Samuel Wattimena untuk membuat pakaian yang benar-benar real di zaman itu. Karena beliau juga mengerti adat Padang dan Makassar. Jadi memang untuk kebutuhan gambar di zaman itu, semua yang kita perlukan, kita tampilkan," tambah Sunil.
Selain menampilkan properti berupa set lokasi, kostum hingga mobil, Sunil juga berburu desain kapal Van Der Wijck sampai ke Negeri Kincir Angin, Belanda. Ia melakukan hal itu untuk menampilkan karya yang otentik dan original sesuai dengan pemaparan novel.
"Kami mencari dan minta blue print kapal dari Belanda dan kami bangun di sini. Selama setahun kami membangunnya, butuh proses yang lumayan panjang," tambahnya.
Film yang dibintangi Reza Rahadian, Herjunot Ali dan Pevita Pearce ini dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 19 Desember 2013.(Gie/Mer)
"Set lokasi memang dibuat seperti tahun 1930, saat zaman Belanda. Hal itu dilakukan supaya menjaga cerita dan terlihat autentik. Saya sendiri yang melakukan riset terhadap semua unsur di zaman itu," ujar produser dan sutradara film, Sunil Soraya saat ditemui di kantor Soraya Intercine Films, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2013).
Sunil menampilkan banyak unsur yang terjadi di tahun 1930. Tak cuma setting lokasi, tapi para pemain yang tampil di film tersebut juga menggunakan pakaian yang sesuai mode di zaman itu.
"Saya konsultasi dengan desainer Samuel Wattimena untuk membuat pakaian yang benar-benar real di zaman itu. Karena beliau juga mengerti adat Padang dan Makassar. Jadi memang untuk kebutuhan gambar di zaman itu, semua yang kita perlukan, kita tampilkan," tambah Sunil.
Selain menampilkan properti berupa set lokasi, kostum hingga mobil, Sunil juga berburu desain kapal Van Der Wijck sampai ke Negeri Kincir Angin, Belanda. Ia melakukan hal itu untuk menampilkan karya yang otentik dan original sesuai dengan pemaparan novel.
"Kami mencari dan minta blue print kapal dari Belanda dan kami bangun di sini. Selama setahun kami membangunnya, butuh proses yang lumayan panjang," tambahnya.
Film yang dibintangi Reza Rahadian, Herjunot Ali dan Pevita Pearce ini dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 19 Desember 2013.(Gie/Mer)