Matahari mulai terbenam, Kota Tacloban pun mulai gelap. Namun, deru suara mesin pesawat Hercules masih menggema di sekitar Bandara Daniel Z Romualdez, Filipina.
Begitu juga dengan pengungsi korban topan Haiyan pada beberapa waktu lalu. Mereka tak menyerah untuk menunggu diberangkatkan ke Manila. Meski dijaga ketat dan waktu penerbangan sudah hampir selesai, mereka tetap berjuang.
"Saya kehilangan suami saya. Sekarang saya bersama adik dan anak saya yang masih kecil. Kita hanya ingin ke Manila dan memulai hidup baru," ucap Anna Maria di Bandara Kota Daniel Z Romuldes, Tacloban, Filipina ,Rabu (20/11) malam.
Wanita yang memiliki 2 anak ini tinggal tak jauh dari Bandara. Dia telah menunggu sejak Senin 18 November kemarin untuk dapat bertemu keluarganya di Manila.
Anna bercerita, saat kejadian bencana topan "monster" Haiyan, ia dan anaknya sangat ketakutan. Dibantu adiknya, ia membawa anaknya ke Bandara. "Kita berlindung di bandara dengan korban-korban lainnya. Suasana sangat mengerikan," tuturnya.
Nasib malang juga menimpa gadis kurus berambut panjang ini. Hingga kini, ia belum berhasil bertemu dengan suaminya.
"Saat kejadian suami sedang tugas. Sampai sekarang saya masih mencari informasi tentang keberadaan suami saya," ucap Anna yang suaminya bekerja sebagai security ini.
Topan Haiyan meluluhlantakkan sebagian wilayah di Filipina. Ribuan orang tewas dan bangunan hancur dihantam topan "monster" tersebut. (Ali)
Begitu juga dengan pengungsi korban topan Haiyan pada beberapa waktu lalu. Mereka tak menyerah untuk menunggu diberangkatkan ke Manila. Meski dijaga ketat dan waktu penerbangan sudah hampir selesai, mereka tetap berjuang.
"Saya kehilangan suami saya. Sekarang saya bersama adik dan anak saya yang masih kecil. Kita hanya ingin ke Manila dan memulai hidup baru," ucap Anna Maria di Bandara Kota Daniel Z Romuldes, Tacloban, Filipina ,Rabu (20/11) malam.
Wanita yang memiliki 2 anak ini tinggal tak jauh dari Bandara. Dia telah menunggu sejak Senin 18 November kemarin untuk dapat bertemu keluarganya di Manila.
Anna bercerita, saat kejadian bencana topan "monster" Haiyan, ia dan anaknya sangat ketakutan. Dibantu adiknya, ia membawa anaknya ke Bandara. "Kita berlindung di bandara dengan korban-korban lainnya. Suasana sangat mengerikan," tuturnya.
Nasib malang juga menimpa gadis kurus berambut panjang ini. Hingga kini, ia belum berhasil bertemu dengan suaminya.
"Saat kejadian suami sedang tugas. Sampai sekarang saya masih mencari informasi tentang keberadaan suami saya," ucap Anna yang suaminya bekerja sebagai security ini.
Topan Haiyan meluluhlantakkan sebagian wilayah di Filipina. Ribuan orang tewas dan bangunan hancur dihantam topan "monster" tersebut. (Ali)