Kemungkinan Berhasil Bayi Tabung 40 Sampai 45 Persen

Klinik ini juga sebagai satu-satunya yang menerapkan teknologi IMSI dan menerapkan kebijakan mengurangi angka kehamilan kembar.

oleh Kusmiyati diperbarui 21 Nov 2013, 15:30 WIB
Berkembangnya inovasi di dunia kedokteran memudahkan para pasangan menikah yang kesulitan memperoleh anak. Salah satunya dengan program bayi tabung. Kini tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melakukan program bayi tabung.

Banyak dokter di Indonesia yang sudah berhasil menangani kelahiran bayi tabung dengan teknologi mutakhir. Menurut Vice President BumiMedika Healthcare System dan CEO Morula IVF Indonesia, dr. Ivan Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, rata-rata keberhasilan bayi tabung adalah 40 sampai 45 persen.

"Keberhasilan bayi tabung untuk calon ibu di bawah usia 35 tahun rata-rata mencapai 40-45 persen, sedangkan kalau inseminasi hanya 10-15 persen," kata dr. Ivan, ditulis Kamis (21/11/2013).

Keberhasilan bayi tabung didukung oleh teknologi canggih sehingga meningkatkan peluang keberhasilan bayi tabung. Klinik Morula IVF Jakarta menerapkan teknologi Assisted Hatching yang juga telah banyak diterapkan di negara Asia lain seperti Jepang.

Assisted Hatching dilakukan dengan cara memecahkan cangkang embrio, hasil inseminasi buatan antara sperma dan sel telur, yang kemudian kembali dimasukkan ke rahim.

Sampai tahun ini Klinik Morula IVF Indonesia sudah menangani 3.328 siklus program bayi tabung yang menghaslkan kelahiran 1.001 bayi tabung.

Klinik ini juga sebagai satu-satunya yang menerapkan teknologi IMSI (intracyptoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection) dan menerapkan kebijakan secara bertanggung jawab mengurangi embrio yang ditanamkan pada program bayi tabung sebagai upaya mengurangi angka kehamilan kembar.

IMSI memungkinkan dilakukannya pemilihan sperma dengan lebih spesifik, cara ini ditempuh dengan menganalisis parameter dan morfologi bentuk sperma yang sempurna.

"Sejak 2011 kami berupaya menanamkan hanya 2 embrio namun tidak mengurangi angka keberhasilan sekitar 45 persen pada pasangan usia wanita kurang dari 35 tahun, kami memikirkan kesehatan bayi sehingga berupaya mengutangi angka kehamilan kembar dengan mengurangi jumlah embrio," ujarnya.

(Mia/Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya