PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memenangkan tender proyek pembangunan lapangan terbang di Dili, Timor Leste senilai US$ 67 juta.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, M Choliq mengatakan, pihaknya memenangkan tender pembangunan bandara meliputi terminal dan landasan.
" US$ 67 juta, buat lapangan terbang di Dili," kata Choliq, saat hadir dalam peresmian gerai Waroeng Rajawali, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (22/11/2013).
Choliq menambahkan, pembiayaan bandara tersebut berasal dari pemerintah Timor Leste sendiri. Kontrak pembangunan bandara itu akan dijalankan pada akhir November ini. "Dari pemerintah Timor Leste, yang baru itu Timor Leste akhir bulan signing kontrak," tutur Choliq.
Choliq mengungkapkan, pembangunan bandara tersebut merupakan salah satu dari 17 proyek yang tercantum dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini.
Hingga Oktober lalu, Perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini telah menjalankan 11 proyek. Namun perseroan diperkirakan hanya mampu menyelesaikan 16 proyek dari target kontrak 17 pada 2013. Hal tersebut disebabkan oleh kontrak yang terlambat.
"Kontrak baru sampai Oktober ada 11, RKAP 17 kira-kira tercapai 16, karena kontrak terlambat, salah satunya Timor Leste, diharapkan akhir bulan ini signing kontak," pungkasnya. (Pew/Ahm)
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, M Choliq mengatakan, pihaknya memenangkan tender pembangunan bandara meliputi terminal dan landasan.
" US$ 67 juta, buat lapangan terbang di Dili," kata Choliq, saat hadir dalam peresmian gerai Waroeng Rajawali, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (22/11/2013).
Choliq menambahkan, pembiayaan bandara tersebut berasal dari pemerintah Timor Leste sendiri. Kontrak pembangunan bandara itu akan dijalankan pada akhir November ini. "Dari pemerintah Timor Leste, yang baru itu Timor Leste akhir bulan signing kontrak," tutur Choliq.
Choliq mengungkapkan, pembangunan bandara tersebut merupakan salah satu dari 17 proyek yang tercantum dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini.
Hingga Oktober lalu, Perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini telah menjalankan 11 proyek. Namun perseroan diperkirakan hanya mampu menyelesaikan 16 proyek dari target kontrak 17 pada 2013. Hal tersebut disebabkan oleh kontrak yang terlambat.
"Kontrak baru sampai Oktober ada 11, RKAP 17 kira-kira tercapai 16, karena kontrak terlambat, salah satunya Timor Leste, diharapkan akhir bulan ini signing kontak," pungkasnya. (Pew/Ahm)
