Mahasiswa Indonesia di Australia Sempat Was-was Soal Penyadapan

Teman-teman pelajar di University of Queensland sudah kembali menggeluti kegiatan mereka masing-masing.

oleh Yus diperbarui 21 Nov 2013, 16:44 WIB
Ribuan mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia mengaku sempat was-was menyusul memanasnya hubungan Indonesia-Australia terkait skandal penyadapan. Terlebih, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil langkah tegas memanggil pulang Dubes RI untuk Australia Najib Riphat Kesoema dan menghentikan sementara kerja sama militer kedua negara.

"Reaksi teman-teman pelajar di University of Queensland cukup beragam. Ada yang was-was, namun ada juga yang menanggapi santai dan berkeyakinan masalah akan segera teratasi," kata Mirza Satria Buana selaku Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia (PPIA) di ranting University of Queensland, Australia, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Namun, lanjut dia, Dubes dan Atase Pendidikan melalui teman-teman PPIA Pusat juga sudah berpesan agar mahasiswa tetap tenang dalam menanggapi isu penyadapan tersebut.

"Saat ini teman-teman pelajar di University of Queensland sudah lebih tenang menanggapi isu tersebut," imbuh Mirza.

Menurutnya, seluruh masyarakat Indonesia harus dapat menyikapi kasus ini secara dewasa tanpa harus melakukan tindakan pembalasan (reprisal) yang mungkin akan menjadi bumerang.

"Masyarakat terutama pelajar Indonesia di Australia sebaiknya menahan diri untuk tidak terprovokasi. Di University of Queensland ada sekitar 600 pelajar Indonesia yang sedang aktif belajar. Dan alhamdulillah tidak ada respons reprisal dari pelajar Indonesia di sini," jelas Mirza.

Ia menambahkan, skandal itu tidak mengakibatkan perubahan yang tidak terlalu signifikan.

"Teman-teman pelajar di University of Queensland sudah kembali menggeluti kegiatan mereka masing-masing," jelas Mirza.

Ia dan rekan-rekannya berharap agar hubungan kedua negara bisa kembali seperti sedia kala.

"Kami harap hubungan kedua negara bisa kembali normal, karena bagaimanapun juga kedua negara adalah tetangga dan mitra dalam hubungan internasional," tutup Mirza. (Adi/Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya