Tari Angguk, Kesenian Rakyat dari Kulon Progo

Tari Angguk adalah kesenian khas daerah Kulon Progo yang muncul sejak jam Belanda.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Nov 2013, 09:46 WIB
Citizen6, Yogyakarta: Tari Angguk adalah kesenian khas daerah Kulon Progo. Kesenian ini merupakan satu dari sekian banyak dari jenis kesenian rakyat yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tarian Angguk diperkirakan muncul sejak jaman Belanda, yang digambarkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan setelah panen padi.

Untuk merayakannya para muda-mudi bersukaria dengan bernyanyi dan menari sambil mengangguk-anggukkan kepala. Dari sinilah kemudian lahir satu kesenian yang disebut Angguk.

Tari Angguk terdiri dari 12 orang penari perempuan atau lebih. Ketika menarikan tarian ini, mereka mengenakan kostum yang menggambarkan pakaian serdadu pada jaman Belanda dan dihiasi dengan sampur, topi pet warna hitam, kaos kaki berwarna merah serta kacamata hitam yang akan dipakaikan pada saat penari sudah kesurupan roh halus.

Kesenian Angguk ini disertai dengan pantun-pantun rakyat yang berisi nasehat yang dinyanyikan menggunakan cengkok tembang Jawa. Salah satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini yaitu adanya pemain atau penari yang "ndadi" atau mengalami kesurupan pada saat puncak pementasan.

Tari Angguk ini biasanya digelar dalam acara syukuran, perkawinan, dan lain-lain yang bertempat di halaman rumah dengan menggunakan panggung pada malam hari. (Elisabeth Sutriningsih/mar)

Elisabeth Sutriningsih adalah Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta dan pewarta warga.

Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya