Citizen6, Ambon: Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ari Dwipayana menyatakan, pemilih muda memiliki posisi yang sangat strategis pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Jumlah pemilih muda diperkirakan mencapai sekitar 40 persen. Dengan jumlah itu pemilih muda memiliki potensi untuk menyukseskan Pemilu 2014.
Para pemilih muda diharapkan berpartisipasi pada Pemilu 2014 dengan menyalurkan aspirasinya, dan tidak golongan putih (golput). Namun dalam menggunakan hak politiknya, pemilih muda diharapkan menolak politik pencitraan, figur yang populer secara instan, dan praktik politik uang.
Pendidikan politik bagi pemilih pemula penting dilakukan agar mereka mau berpartisipasi menyalurkan aspirasinya pada Pemilu 2014. Salah satu bentuk pendidikan politik itu di antaranya dapat dilakukan melalui pelatihan dan perkuliahan di kampus. Menurutnya ada beberapa tantangan pada Pemilu 2014, antara lain, ketidakpercayaan publik kepada Parpol, melemahnya kedekatan pemilih dengan Parpol, tingginya pemilih yang belum menentukan pilihan, dan turunnya partisipasi masyarakat.
Oleh karenanya, langkah yang dilakukan LSM Indonesia Future Leaders (IFL) untuk mengajak pemuda ikut berpartisipasi politik aktif melalui program Parlemen Muda Indonesia 2014, patut diberi apresiasi yang tinggi. Diharapkan Parpol sebagai peserta Pemilu, juga turut berpartisipasi mengajak kaum muda agar tidak golput pada Pemilu 2014 serta turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional secara keseluruhan. (Yacobus Rambe/mar)
Yacobus Rambe adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat email: y4cobr4mbe@gmail.com
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Para pemilih muda diharapkan berpartisipasi pada Pemilu 2014 dengan menyalurkan aspirasinya, dan tidak golongan putih (golput). Namun dalam menggunakan hak politiknya, pemilih muda diharapkan menolak politik pencitraan, figur yang populer secara instan, dan praktik politik uang.
Pendidikan politik bagi pemilih pemula penting dilakukan agar mereka mau berpartisipasi menyalurkan aspirasinya pada Pemilu 2014. Salah satu bentuk pendidikan politik itu di antaranya dapat dilakukan melalui pelatihan dan perkuliahan di kampus. Menurutnya ada beberapa tantangan pada Pemilu 2014, antara lain, ketidakpercayaan publik kepada Parpol, melemahnya kedekatan pemilih dengan Parpol, tingginya pemilih yang belum menentukan pilihan, dan turunnya partisipasi masyarakat.
Oleh karenanya, langkah yang dilakukan LSM Indonesia Future Leaders (IFL) untuk mengajak pemuda ikut berpartisipasi politik aktif melalui program Parlemen Muda Indonesia 2014, patut diberi apresiasi yang tinggi. Diharapkan Parpol sebagai peserta Pemilu, juga turut berpartisipasi mengajak kaum muda agar tidak golput pada Pemilu 2014 serta turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional secara keseluruhan. (Yacobus Rambe/mar)
Yacobus Rambe adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat email: y4cobr4mbe@gmail.com
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.