Jerawat biasanya menjadi tamu yang tak diundang dan merepotkan. Sebenarnya, ada banyak cara untuk mengobati jerawat. Salah satunya dengan obat resep dari dokter.
Tapi, menggunakan obat resep biasanya tak bisa memberikan hasil yang cepat. Anda mungkin tak akan melihat hasilnya selama empat sampai delapan minggu. Selain itu, kulit Anda bisa saja menjadi lebih buruk sebelumn akhirnya menjadi lebih baik.
Jika Anda berobat ke dokter, biasanya ada beberapa obat resep yang harus Anda pakai ke kulit (obat topikal) atau obat yang diminum (obat oral). Obat oral untuk jerawat sebaiknya tak digunakan selama kehamilan, terutama pada trimester pertama.
Berikut jenis pengobatan jerawat seperti dikutip MayoClinic, Senin (25/11/2013).
Tapi, menggunakan obat resep biasanya tak bisa memberikan hasil yang cepat. Anda mungkin tak akan melihat hasilnya selama empat sampai delapan minggu. Selain itu, kulit Anda bisa saja menjadi lebih buruk sebelumn akhirnya menjadi lebih baik.
Jika Anda berobat ke dokter, biasanya ada beberapa obat resep yang harus Anda pakai ke kulit (obat topikal) atau obat yang diminum (obat oral). Obat oral untuk jerawat sebaiknya tak digunakan selama kehamilan, terutama pada trimester pertama.
Berikut jenis pengobatan jerawat seperti dikutip MayoClinic, Senin (25/11/2013).
1. Obat topikal over the counter (OTC)
Losion jerawat ini bisa mengeringkan minyak, membunuh bakteri, mengelupaskan sel kulit mati. Losion Over the Counter (OTC) umumnya ringan dan mengandung benzoil peroksida, sulfur, resorsinol, asam salisilat atau belerang, sebagai bahan aktifnya.
Obat ini bisa membantu untuk jerawat yang sangat ringan. Yang perlu diingat, obat jerawat OTC ini bisa menyebabkan efek samping seperti iritasi kulit, kering, dan mengelupaskan kulit. Biasanya obat ini sering membaik setelah bulan pertama terapi.
Advertisement
2. Pengobatan topikal dengan resep
Jika pengobatan OTC tak merespons, pertimbangkan mencari dokter kulit dan mendapat resep losion.
Tretinoin (Avita, Retin - A), adapalene (Differin), dan tazarotene (Tazorac, Avage) adalah contoh dari produk topikal yang diresepkan yang berasal dari vitamin A.
Obat ini bekerja dengan pergantian sel dan mencegah penyumbatan folikel rambut. Sejumlah antibiotik topikal juga tersedia, yang bekerja dengan membunuh bakteri kulit yang berlebihan.
3. Antibiotik
Untuk jerawat sedang sampai parah, Anda mungkin perlu resep obat antibiotik untuk mengurangi bakteri dan melawan peradangan.
Karena antibiotik oral digunakan pertama kali untuk mengobati jerawat, resistensi antibiotik telah meningkat secara signifikan pada orang dengan jerawat.
Dalam banyak kasus, Anda perlu menggunakan obat topikal dan antibiotik oral bersama-sama.
Penelitian menemukan bahwa menggunakan benzoil peroksida topikal bersama-sama dengan antibiotik oral bisa mengurangi risiko mengembangkan resistensi antibiotik. Antibiotik bisa menyebabkan efek samping, seperti sakit perut, pusing, atau perubahan warna kulit.
Obat ini juga meningkatkan sensitivitas kulit terhadap matahari dan dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.
Advertisement
4. Isotretinoin
Obat ini untuk jerawat yang paling parah. Jika kista dalam, antibiotik mungkin tidak cukup. Isotretinoin (Amnesteem, Claravis, Sotret) merupakan obat kuat yang tersedia untuk jaringan parut jerawat cystic atau jerawat yang tidak merespons pengobatan lain.
Ini sangat efektif, tetapi orang yang memakainya membutuhkan pemantauan ketat dari dokter kulit karena kemungkinan efek samping yang parah.
5. Laser dan terapi cahaya
Laser dan terapi berbasis cahaya mencapai lapisan kulit tanpa merusak permukaan kulit. Perawatan laser dianggap merusak minyak (sebaceous) kelenjar menyebabkan sedikit menghasilkan minyak.
Terapi cahaya menargetkan bakteri yang menyebabkan peradangan jerawat . Terapi ini juga dapat memperbaiki tekstur kulit dan mengurangi munculnya bekas luka.
(Mel/*)
Advertisement