Bocah itu meringis hingga matanya tampak segaris. Tubuhnya tergeletak, sambil memegangi dada. Ia kesakitan. Teman-temannya di lapangan bingung.
"Cristiano, kamu tidak apa-apa?" tanya teman-temannya. Bocah itu tak menjawab. Ia tak sadarkan diri lagi. Pingsan, lalu dibawa ke rumah sakit.
Dolores Aveiro lalu mendatangi tempat itu. Wanita paruh baya itu khawatir. "Ada apa dengan anakku," pertanyaan yang terus berputar di benaknya. Ia lalu bertemu tim dokter dan mendapat informasi bahwa ada yang salah dengan jantung anaknya.
"Jantung anakku terus berdetak kencang, bahkan ketika ia tidak berlari. Tim dokter menggunakan semacam laser untuk mengatasi sumber masalah. Dia dioperasi pada pagi hari dan keluar sore harinya," cerita Dolores soal Ronaldo kecil.
"Aku khawatir karena ada kemungkinan dia menyerah bermain sepakbola. Tapi, pengobatan berjalan baik dan beberapa hari kemudian dia kembali latihan lagi."
"Cristiano tidak khawatir sedikit pun. Dia tidak menganggap situasi itu serius. Tapi, aku punya ketakutan besar. Setelah itu, tampaknya pengobatan memungkinkan dia untuk berlari lebih cepat!" ungkap Dolores.
Kejadian itu memang membuat Ronaldo yang baru berusia 15 tahun lebih kuat dari sebelumnya. Ia tak henti-hentinya berlatih. Di kepalanya cuma ada sepakbola. Baginya sepakbola adalah segalanya, termasuk jalan keluar dari kemiskinan.
Ronaldo dilahirkan dari keluarga tidak mampu. Ibunya tukang masak, sementara ayahnya tukang kebun. Ia diberi nama Ronaldo karena ayahnya pengagum berat aktor sekaligus mantan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan.
Masa kecil Ronaldo kurang bahagia. Ia tak punya mainan. Ia juga harus berbagi kamar tidur yang sempit bersama empat saudaranya. Di sekolah, Ronaldo termasuk anak yang cukup populer karena jago mengolah bola. Namun, ia dikeluarkan dari sekolahnya karena melempar kursi ke guru.
"Dia tidak menghormati saya," kata Ronaldo. Ia tersinggung karena sang guru menyindir keluarganya yang miskin.
Setelah keluar dari sekolah, Ronaldo kemudian membuat perjanjian dengan ibunya. Ia ingin fokus seratus persen di sepakbola. Dolores pun merestuinya.
Ia memulai kariernya di klub amatir, Andorinha (1993–1995). Ia lalu pindah ke Nacional (1995–1997) dan mengantar klub itu menjadi juara turnamen lokal. Talentanya menarik perhatian pemandu bakat klub raksasa Portugal, Sporting Lisbon.
Setelah tiga hari masa percobaan, Sporting akhirnya memutuskan mengontrak Ronaldo. Ia bertahan di klub itu selama lima tahun sebelum akhirnya pindah ke Manchester United pada 2003.
Bagaimana ceritanya hingga legenda Manchester United Sir Alex Ferguson menemukannya dan jatuh cinta pada Ronaldo? Ikuti terus Kisah CR7: Bocah Tengil yang Mencuri Hati Fergie [2]." (Vin)
"Cristiano, kamu tidak apa-apa?" tanya teman-temannya. Bocah itu tak menjawab. Ia tak sadarkan diri lagi. Pingsan, lalu dibawa ke rumah sakit.
Dolores Aveiro lalu mendatangi tempat itu. Wanita paruh baya itu khawatir. "Ada apa dengan anakku," pertanyaan yang terus berputar di benaknya. Ia lalu bertemu tim dokter dan mendapat informasi bahwa ada yang salah dengan jantung anaknya.
"Jantung anakku terus berdetak kencang, bahkan ketika ia tidak berlari. Tim dokter menggunakan semacam laser untuk mengatasi sumber masalah. Dia dioperasi pada pagi hari dan keluar sore harinya," cerita Dolores soal Ronaldo kecil.
"Aku khawatir karena ada kemungkinan dia menyerah bermain sepakbola. Tapi, pengobatan berjalan baik dan beberapa hari kemudian dia kembali latihan lagi."
"Cristiano tidak khawatir sedikit pun. Dia tidak menganggap situasi itu serius. Tapi, aku punya ketakutan besar. Setelah itu, tampaknya pengobatan memungkinkan dia untuk berlari lebih cepat!" ungkap Dolores.
Kejadian itu memang membuat Ronaldo yang baru berusia 15 tahun lebih kuat dari sebelumnya. Ia tak henti-hentinya berlatih. Di kepalanya cuma ada sepakbola. Baginya sepakbola adalah segalanya, termasuk jalan keluar dari kemiskinan.
Ronaldo dilahirkan dari keluarga tidak mampu. Ibunya tukang masak, sementara ayahnya tukang kebun. Ia diberi nama Ronaldo karena ayahnya pengagum berat aktor sekaligus mantan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan.
Masa kecil Ronaldo kurang bahagia. Ia tak punya mainan. Ia juga harus berbagi kamar tidur yang sempit bersama empat saudaranya. Di sekolah, Ronaldo termasuk anak yang cukup populer karena jago mengolah bola. Namun, ia dikeluarkan dari sekolahnya karena melempar kursi ke guru.
"Dia tidak menghormati saya," kata Ronaldo. Ia tersinggung karena sang guru menyindir keluarganya yang miskin.
Setelah keluar dari sekolah, Ronaldo kemudian membuat perjanjian dengan ibunya. Ia ingin fokus seratus persen di sepakbola. Dolores pun merestuinya.
Ia memulai kariernya di klub amatir, Andorinha (1993–1995). Ia lalu pindah ke Nacional (1995–1997) dan mengantar klub itu menjadi juara turnamen lokal. Talentanya menarik perhatian pemandu bakat klub raksasa Portugal, Sporting Lisbon.
Setelah tiga hari masa percobaan, Sporting akhirnya memutuskan mengontrak Ronaldo. Ia bertahan di klub itu selama lima tahun sebelum akhirnya pindah ke Manchester United pada 2003.
Bagaimana ceritanya hingga legenda Manchester United Sir Alex Ferguson menemukannya dan jatuh cinta pada Ronaldo? Ikuti terus Kisah CR7: Bocah Tengil yang Mencuri Hati Fergie [2]." (Vin)