FPI Ancam Duduki Kedubes Australia Jumat Depan

Dalam aksinya, selain membakar bendera Australia yang diikatkan di bambu, massa FPI juga membakar bendera Amerika Serikat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 22 Nov 2013, 17:32 WIB
Aksi penolakan Front Pembela Islam (FPI) terhadap penyadapan intelijen Australia pada Presiden SBY dan beberapa pejabat RI lain makin memanas. Dalam aksinya, massa juga menuntut pemerintah memutuskan hubungan diplomatik jika Australia tak kunjung meminta maaf.

Jika SBY tak mampu memutuskan hubungan diplomatik RI-Australia hingga Jumat pekan depan, maka FPI mengancam akan 'menduduki' Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

"SBY kalau lebay, nggak berani memaksa Australia meminta maaf, maka FPI yang akan masuk ke dalam Kedubes Australia, memaksa para pejabat keluar meminta maaf di depan media," kata Ketua DPD FPI Jakarta, Habib Salim Al-Atas, di depan Kedubes Australia, Jalan Rasuna Said Kavling 9A, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2013).

Pria yang akrab disapa Habib Selon itu bahkan mengancam akan mengerahkan ribuan massa FPI, jika Pemerintah Indonesia tak juga berhasil membuat Pemerintah Australia meminta maaf pada pekan depan. Dia berjanji akan mengusir paksa pejabat Kedubes Australia.

"Kalau belum ada sikap kita akan mengerahkan ribuan massa dan akan memaksa masuk dengan cara apapun, kita akan tarik Kedubes Australi ke depan media untuk meminta maaf, setelah itu kelar," ancam Habib Selon.

"Boleh ancaman kita dianggap main-main, tapi kita tidak main-main. Kalau pemerintah tidak berani, kami yang akan mengusir kedubes Australia dan antek-anteknya Amerika, kami akan datang setelah jumatan minggu depan, SBY harus tegas, jangan lebay," pungkas Habib Selon.

Dalam aksinya, selain membakar bendera Australia yang diikatkan di bambu, massa Front Pembela Islam (FPI) juga membakar bendera Amerika Serikat. Kedua negara ini diduga menyadap Indonesia. (Ndy/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya