Untuk memulai sebuah usaha, terutama yang memakai sistem waralaba, dibutuhkan analisis mendalam agar bisnis yang digeluti tidak berjalan hanya seumur jagung.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang ingin memulai menggeluti bisnis waralaba, terutama bagaimana memilih waralaba yang baik dan mampu memberikan keuntungan dalam jangka waktu lama.
Menurut Direktur Pemasaran Es Teller 77 Andrew Nugroho, hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih waralaba, pertama harus mempelajari produk yang dijual dari waralaba tersebut.
"Misalnya franchisor donat, kita survei dulu apakah peminat atau konsumen donat sekarang itu masih banyak atau tidak, kita harus bisa menilai," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Sabtu(23/11/2013).
Kedua, lanjut dia, melihat kemampuan franchisor (pemilik hak waralaba) untuk menjalankan outlet dalam jumlah banyak.
Kemampuan itu seperti, apakah franchisor punya tim manajemen yang kuat seperti tim akuntansi, tim marketing, tim SDM. "Mereka harus dapat memperlihatkan manajemen yang bagus," tegas dia.
Ketiga, kemampuan franchisor dalam menyediakan dan menyuplai kelengkapan serta bahan-bahan agar bisnis waralaba tersebut dapat terus berjalan setiap hari.
Yang tidak kalah penting, lanjut Andrew, franchisor dengan produk waralaba yang dijualnya paling tidak punya pengalaman 5 tahun karena dengan jangka waktu itu waralaba sudah mampu melewati siklus bisnis.
"Karena kan saat menjalankan franchisor ada masa yang ramai dan sepi, kalau dia langsung tutup saat masa-masa sepi berarti gagal. Tapi kalau masa sepi sekali masih bisa bertahan, kemudian bisa bangkit, itu berarti sudah kuat," tandas dia. (Dny/Nur)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang ingin memulai menggeluti bisnis waralaba, terutama bagaimana memilih waralaba yang baik dan mampu memberikan keuntungan dalam jangka waktu lama.
Menurut Direktur Pemasaran Es Teller 77 Andrew Nugroho, hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih waralaba, pertama harus mempelajari produk yang dijual dari waralaba tersebut.
"Misalnya franchisor donat, kita survei dulu apakah peminat atau konsumen donat sekarang itu masih banyak atau tidak, kita harus bisa menilai," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Sabtu(23/11/2013).
Kedua, lanjut dia, melihat kemampuan franchisor (pemilik hak waralaba) untuk menjalankan outlet dalam jumlah banyak.
Kemampuan itu seperti, apakah franchisor punya tim manajemen yang kuat seperti tim akuntansi, tim marketing, tim SDM. "Mereka harus dapat memperlihatkan manajemen yang bagus," tegas dia.
Ketiga, kemampuan franchisor dalam menyediakan dan menyuplai kelengkapan serta bahan-bahan agar bisnis waralaba tersebut dapat terus berjalan setiap hari.
Yang tidak kalah penting, lanjut Andrew, franchisor dengan produk waralaba yang dijualnya paling tidak punya pengalaman 5 tahun karena dengan jangka waktu itu waralaba sudah mampu melewati siklus bisnis.
"Karena kan saat menjalankan franchisor ada masa yang ramai dan sepi, kalau dia langsung tutup saat masa-masa sepi berarti gagal. Tapi kalau masa sepi sekali masih bisa bertahan, kemudian bisa bangkit, itu berarti sudah kuat," tandas dia. (Dny/Nur)