Penjualan Truk Loyo Terimbas Sektor Komoditas dan Logistik

Isuzu Astra Motor yakin penjualan kendaraan besar bakal tetap menarik di sektor logistik.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Nov 2013, 15:30 WIB
Produsen kendaraan besar komersial mengaku terkena imbas dari menurunnya sektor komoditas dan logistik tahun ini. Hal ini membuat penjualan kendaraan besar seperti truk ikut mengalami penurunan.

"Banyak sektor pasar yang sedang mengalami penurunan, dampaknya nggak cuma pada Isuzu, tapi seluruh produsen kendaran komersial," ujar Marketing Communcation Department PT Isuzu Astra Motor Indonesia Puti Annisa M di Bandung, Jawa Barat, seperti ditulis Minggu (24/11/2013).

Selain sektor logistik, penurunan permintaan truk juga terjadi pada sektor pertahanan yang selama ini cukup banyak menggunakan truk sebagai transportasi untuk mengangkut pasukan, persenjataan serta peralatan lain.

Meskipun pembeliannya tak sebesar sektor logistik, sektor pertahanan cukup memberikan kontribusi besar terhadap akumulasi penjualan secara keseluruhan per tahunnya.

"Kalau pertahanan ini biasanya tender karena yang memakai pemerintah. Kebetulan untuk kendaraan 4x4 cuma kami yang punya jadi kesannya pemerintah seperti membeli langsung ke kami. Untuk pasar pertahanan ini biasanya sekitar 1.000 unit tapi kan paling belinya berapa tahun sekali," lanjutnya.

Isuzu tetap yakin penjualan kendaraan komersil masih akan meningkat di tahun-tahun mendatang. Keyakinan ini dipicu perkembangan sektor logistik yang masih dianggap penting oleh Indonesia sebagai negara yang luas dan membutuh alat transportasi guna dapat menjangkau seluruh wilayah.

"Kalau misalkan sektor komoditas turun tapi kalau logistik dengan pasar dari ujung ke ujung Indonesia ini tidak akan pernah mati. Komoditas juga tidak semuanya turun dan tetap butuh transportasi untuk antar barang, ini yang nggak akan pernah mati. Selama ada kebutuhan dan kami punya kemampuan untuk memenuhinya maka kami akan masuk," tandasnya.

Sebagai catatan, kontribusi truk bagi penjualan kendaraan di Isuzu sendiri terhitung cukup besar yang mencapai 50% dari total penjualan kendaraan yang diproduksi oleh pabrikan asal Jepang tersebut di Indonesia.(Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya