PT Pertamina (Persero) memastikan harga elpiji 12 kilogram (kg) bakal naik pada awal tahun depan. Kenaikan harga tersebut dilakukan guna menekan kerugian yang harus ditanggung perseroan akibat penjualan elpiji non subsidi tersebut.
Orang nomor 1 di Pertamina ini menyebutkan, perseroan harus menanggung kerugian Rp 20 triliun dalam lima tahun terakhir. Kerugian itu disebabkan perusahaan pelat merah itu menjual elpiji 12 kg lebih murah dari harga keekonomian.
Advertisement
Menurut data Pertamina, harga jual elpiji saat ini sekitar Rp 5.750 per kg, sedangkan harga keekonomiannya fluktuatif berkisar Rp 11 ribu per kg.
"Kami sudah sampaikan ke pemerintah, karena inflasi seperti ini kemarin kami tunda dulu. Tapi saya harapkan awal tahun depan akan naik," jelas Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan saat berbincang dengan Liputan6.com di Manokwari, Papua Barat, seperti ditulis Senin (25/11/2013).
Tak tanggung-tanggung, Karen menginginkan harga elpiji 12 kg naik hingga mencapai harga keekonomian. Pasalnya, komoditas tersebut sebenarnya bukanlah barang yang disubsidi pemerintah.
"Saya sih maunya naiknya sampai full price. Elpiji 3 kg kan sudah ada untuk masyarakat yang kurang mampu," kata dia.
Senada dengan Karen, Direktur Pemasaran Pertamina, Hanung Budya sebelumnya juga mengungkap soal rencana Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg.
"Itukan hak korporasi. Tentu pada waktunya akan dinaikkan. Yang jelas sebelum Pemilihan Umum 2014," ungkapnya.
Hanung menyebutkan, sebagai komoditas yang tidak disubsidi pemerintah, layaknya pertamax, Pertamina bebas untuk menentukan harga jual elpiji 12 kg.
Berdasarkan perhitungan perseroan, Pertamina bakal rugi Rp 6 triliun dari penjualan elpiji 12 kg sepanjang tahun ini. (Ndw)