Citizen6, Semarang: Ketika melintas di depan gerbang Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, maka akan terlihat sebuah patung besar yang akan menyambut kedatangan setiap orang yang melaluinya.
Masyarakat sekitar dan kebanyakan mahasiswa Undip mengenal patung tersebut dengan julukan Patung Kuda. Padahal, sejatinya patung tersebut ialah Patung Pangeran Diponegoro yang sedang menaiki kuda "Turangga Seta".
Giri Rindra, salah seorang mahasiswa Undip jurusan Arsitektur ini sangat menyayangkan anggapan masyarakat yang sudah terlanjur menjuluki Patung Pangeran Diponegoro dengan julukan Patung Kuda.
"Aku miris banget melihat kenyataan seolah-olah orang justru lebih menghormati kuda dibandingkan Pangeran Diponegoro. Padahal kan patung itu dibangun sebagai lambang kegagahan Pangeran Diponegoro bukan lambang kegagahan seekor kuda, " tutur mahasiswa 19 tahun tersebut.
Lain Giri lain pula Warsito. Tukang ojek asal Semarang berusia 45 tahun ini menuturkan, memang dari dulu orang orang sudah terbiasa menjuluki patung tersebut dengan julukan patung kuda bukan Patung Pangeran Diponegoro.
Terkait akan hal ini Rektor Universitas Diponegoro, Prof Sudharto P Hadi pernah menegaskan melalui sambutannya dalam acara wisuda ke 131 Universitas Diponegoro, Semarang.
"Ingat bahwa di pertigaan Ngesrep ada Patung Diponegoro naik Kuda. Jangan sampai salah sebut, bahwa itu Patung Kuda. Itu adalah Patung Pangeran Diponegoro. Sebab, patung itu menunjukkan pintu masuk utama menuju kampus Diponegoro tercinta, bukan pintu masuk menuju kampus kuda," ujarnya lantang. (Ahmad Maulana/mar)
Ahmad Maulana adalah pewarta warga.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Masyarakat sekitar dan kebanyakan mahasiswa Undip mengenal patung tersebut dengan julukan Patung Kuda. Padahal, sejatinya patung tersebut ialah Patung Pangeran Diponegoro yang sedang menaiki kuda "Turangga Seta".
Giri Rindra, salah seorang mahasiswa Undip jurusan Arsitektur ini sangat menyayangkan anggapan masyarakat yang sudah terlanjur menjuluki Patung Pangeran Diponegoro dengan julukan Patung Kuda.
"Aku miris banget melihat kenyataan seolah-olah orang justru lebih menghormati kuda dibandingkan Pangeran Diponegoro. Padahal kan patung itu dibangun sebagai lambang kegagahan Pangeran Diponegoro bukan lambang kegagahan seekor kuda, " tutur mahasiswa 19 tahun tersebut.
Lain Giri lain pula Warsito. Tukang ojek asal Semarang berusia 45 tahun ini menuturkan, memang dari dulu orang orang sudah terbiasa menjuluki patung tersebut dengan julukan patung kuda bukan Patung Pangeran Diponegoro.
Terkait akan hal ini Rektor Universitas Diponegoro, Prof Sudharto P Hadi pernah menegaskan melalui sambutannya dalam acara wisuda ke 131 Universitas Diponegoro, Semarang.
"Ingat bahwa di pertigaan Ngesrep ada Patung Diponegoro naik Kuda. Jangan sampai salah sebut, bahwa itu Patung Kuda. Itu adalah Patung Pangeran Diponegoro. Sebab, patung itu menunjukkan pintu masuk utama menuju kampus Diponegoro tercinta, bukan pintu masuk menuju kampus kuda," ujarnya lantang. (Ahmad Maulana/mar)
Ahmad Maulana adalah pewarta warga.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.