Wakil Presiden (Wapres) Boediono meminta pelaku usaha real estate di tanah air memahami langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) mencapai 175 basis poin. Perbankan juga diminta tidak semena-mena dengan menaikkan suku bunga kredit terlampau besar.
Menurut Boediono, kenaikan BI rate karena kondisi ketidakpastian ekonomi dunia. Salah satunya akibat pengetatan likuiditas (tapering off) oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
"Menaikkan suku bunga 1% saja akan berdampak ke sektor properti, angsuran rumah dan sebagainya. Mohon pengertian juga (kepada pengembang) dan saya minta bank juga jangan sampai menaikkan suku bunga pinjaman sampai melonjak-lonjak," tutur dia di acara Musyawarah Nasional Real Estate Indonesia (REI) Jakarta, Senin (25/11/2013).
Sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono memperkirakan The Federal Reserve bakal mulai melakukan tapering off pada awal maupun pertengahan tahun depan.
"Kebijakan moneter dari negara Adikuasa (Amerika Serikat) yang mengetatkan penyediaan dolar akan berdampak ke kita walaupun tidak tahu kapan tepatnya tapering off terjadi," ujarnya.
Namun dia mengatakan, saat ini Indonesia dan negara lain tengah masuk dalam proses transisi yang disebut easy money.
Di mana sebuah negara harus menyediakan pembiayaan yang murah dan rendah serta mendukung masuknya modal secara cepat.
"Proses transisi ini harus di manage supaya kebijakan di bidang pembiayaan ini bisa berjalan dengan baik dan bank tidak menaikkan bunga terlalu tinggi," jelasnya.
Boediono berharap, kebijakan moneter BI jangan sampai melupakan imbasnya terhadap sektor riil karena cepat atau lambat tapering off bakal terjadi. (Fik/Nur)
Menurut Boediono, kenaikan BI rate karena kondisi ketidakpastian ekonomi dunia. Salah satunya akibat pengetatan likuiditas (tapering off) oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
"Menaikkan suku bunga 1% saja akan berdampak ke sektor properti, angsuran rumah dan sebagainya. Mohon pengertian juga (kepada pengembang) dan saya minta bank juga jangan sampai menaikkan suku bunga pinjaman sampai melonjak-lonjak," tutur dia di acara Musyawarah Nasional Real Estate Indonesia (REI) Jakarta, Senin (25/11/2013).
Sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono memperkirakan The Federal Reserve bakal mulai melakukan tapering off pada awal maupun pertengahan tahun depan.
"Kebijakan moneter dari negara Adikuasa (Amerika Serikat) yang mengetatkan penyediaan dolar akan berdampak ke kita walaupun tidak tahu kapan tepatnya tapering off terjadi," ujarnya.
Namun dia mengatakan, saat ini Indonesia dan negara lain tengah masuk dalam proses transisi yang disebut easy money.
Di mana sebuah negara harus menyediakan pembiayaan yang murah dan rendah serta mendukung masuknya modal secara cepat.
"Proses transisi ini harus di manage supaya kebijakan di bidang pembiayaan ini bisa berjalan dengan baik dan bank tidak menaikkan bunga terlalu tinggi," jelasnya.
Boediono berharap, kebijakan moneter BI jangan sampai melupakan imbasnya terhadap sektor riil karena cepat atau lambat tapering off bakal terjadi. (Fik/Nur)