Seorang mahasiswa Universitas Widyatama Utama, Bandung, Jawa Barat menghembuskan nafas terakhir setelah sepekan dirawat di rumah sakit. Diduga, dia mengalami penganiayaan dari seniornya dan mengalami luka di sekujur tubuh.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (25/11/2013), mahasiswa bernama Rido Rodjai ini terluka usai mengikuti kegiatan mahasiswa pecinta alam di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat.
Yati Muryati, ibu almarhum Rido ini nyaris pingsan dan harus digotong anggota keluarganya. Yati tak kuasa melepas kepergian buah hatinya itu. Dari hasil pemeriksaan tim medis, saluran pencernaan dan jantung Mahasiswa Fakultas Ekonomi ini mengalami gangguan, hingga akhirnya bocor.
Rizki Muhamad, salah satu teman almarhum Rido ini mengaku, Rido sempat mendapat hukuman dari seniornya. Hukuman itu diantaranya dipukul, menjalani push-up sebanyak 200 kali di sungai, hingga akhirnya jatuh pingsan dan terbawa arus. Selain itu, selama 1 hari kegiatan hanya diberikan 1 kali makan.
Maman Suherman, ayah almarhum Rido juga mengaku sudah mempertanyakan dugaan penganiayaan ini kepada pihak kampus. Menurutnya, selama hidup Rido tidak memiliki riwayat penyakit.
Sementara Tesa, Kepala Biro Kemahasiswaaan Universitas Widyatama mengatakan, bila terbukti menyalahi aturan, pihaknya akan memberi sanksi kepada panitia penyelenggara kegiatan alam di Ciwidey tersebut. (Rmn/Ism)
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (25/11/2013), mahasiswa bernama Rido Rodjai ini terluka usai mengikuti kegiatan mahasiswa pecinta alam di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat.
Yati Muryati, ibu almarhum Rido ini nyaris pingsan dan harus digotong anggota keluarganya. Yati tak kuasa melepas kepergian buah hatinya itu. Dari hasil pemeriksaan tim medis, saluran pencernaan dan jantung Mahasiswa Fakultas Ekonomi ini mengalami gangguan, hingga akhirnya bocor.
Rizki Muhamad, salah satu teman almarhum Rido ini mengaku, Rido sempat mendapat hukuman dari seniornya. Hukuman itu diantaranya dipukul, menjalani push-up sebanyak 200 kali di sungai, hingga akhirnya jatuh pingsan dan terbawa arus. Selain itu, selama 1 hari kegiatan hanya diberikan 1 kali makan.
Maman Suherman, ayah almarhum Rido juga mengaku sudah mempertanyakan dugaan penganiayaan ini kepada pihak kampus. Menurutnya, selama hidup Rido tidak memiliki riwayat penyakit.
Sementara Tesa, Kepala Biro Kemahasiswaaan Universitas Widyatama mengatakan, bila terbukti menyalahi aturan, pihaknya akan memberi sanksi kepada panitia penyelenggara kegiatan alam di Ciwidey tersebut. (Rmn/Ism)
