Citizen6, Semarang: Apa tanggapanmu ketika di dunia ini tidak ada sosok guru? Dapat dipastikan tidak ada orang-orang terdidik disekitar kita. Sosok guru adalah sosok terang dalam kegelapan dan sebagai sumber ilmu. Baginya, apa yang Ia berikan bukan tentang seberapa besar balasan ketika kita berhasil nanti, tetapi hanya tentang bagaimana yang Ia berikan bisa bermanfaat untuk orang lain.
Membawa sebuah keadaan dari belum bisa menjadi bisa, belum paham menjadi paham, belum mengerti menjadi mengerti adalah bukan perkara yang mudah. Semua usahanya, keringatnya, adalah atas satu tujuan, yaitu memberimu pengetahuan agar kelak kita bisa membagikan ilmumu untuk orang-orang yang juga akan membutuhkanmu. Kita datang setiap harinya menuju gerbang sekolah dengan tujuan utama menimba ilmu, yaitu dengan belajar. Membawa buku-buku di ransel, memasuki kelas, dan berjumpa dengan sosok-sosok pahlawan tanpa tanda jasa, yaitu guru, sosok terang dalam kegelapan.
Ibu Sri Tati Sugiarti merupakan guru saya yang hingga kini masih mengajar di SMK Negeri 8 Jakarta. Ia adalah sosok idolaku, sosok terang dalam gelapku. Ia adalah seorang guru matematika. Seperti kita ketahui, Matematika merupakan mata pelajaran yang cukup membosankan bahkan mengerikan bagi sebagian orang. Banyak saja alasan ketika tiba saatnya untuk memasuki jam pelajarannya ketika di Sekolah. Dari contoh ini, apa kita pernah berpikir tentang bagaimana rasanya ketika kita berniat baik memberikan luasnya pengetahuan kepada anak-anak didik, namun tak dihargai? Minimal dengan mendengarkannya ketika pelajaran sedang berlangsung.
Guruku, Ibu Tati, adalah sosok yang penyabar, sosok terang dalam gelapku. Menurutku, Ia tidak pernah menyerah untuk mengajarkan anak-anak didiknya supaya bukan sekadar menjadi orang yang sukses, tetapi bagaimana untuk menjadi orang yang bernilai. Karena pada hakekatnya ilmu itu kekal, tidak akan ada mati dan batasnya. Namun, itu semua berlaku jika kita bisa mengamalkannya dengan penuh kesabaran, ketulusan, keikhlasan, serta kerja keras. Mengapa saya menyebutnya sosok penyabar? Sewaktu SMA tepatnya kelas 12 dahulu, Ia adalah wali kelasku. Ketika itu kelasku terkenal sangat aktif, atau bisa dibilang terlalu berlebihan aktifnya sehingga banyak guru lain memandang sebelah mata. Namun Ia tetap sabar menghadapi kelasku. Semakin buruk pandangan, semakin baik tindakan. Ia mengubah keluhan sebagai tindakan.
Dari peristiwa di atas ia ingin menunjukkanpersepsi negatif hanyalah sebuah argumen. Karena pada dasarnya pembelajaran adalah sebuah proses dan proses itu mendewasakan. Darinya, saya tidak hanya bisa belajar tentang mata pelajaran apa yang diajarkan, tetapi juga mendapat pelajaran yang lebih berharga tentang bagaimana menjadi orang yang berbudi pekerti baik, yaitu supaya menjadi orang yang bernilai.
Guruku, Ibu Tati, merupakan bagian dari sosok-sosok Pahlawan tanpa tanda jasa lain yang tak kalah berharga, yang merupakan inspirasiku, sosok terang dalam gelapku. Sebanyak apapun kata-kata yang bisa tertulis untuk menggambarkan sosok yang disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, tidak akan pernah mengalahkan jasanya untuk mendidik, menaungi dengan bermacam-macam ilmu, membalas setiap jerih payah dan keringatnya hingga Ia merubah sosokmu dari nol menjadi seratus. Sehingga tercapailah cita-citanya agar kita menjadi orang yang bernilai.
Untuk itu, kenanglah guru-gurumu, sosok terang dalam gelapmu, yang tak akan pernah redup cahayanya untuk menyinari dunia dari gelapnya kebodohan. Karena tanpa guru, kita bukanlah siapa-siapa. (Putri Maulia/mar)
Putri Maulia adalah pewarta warga.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Membawa sebuah keadaan dari belum bisa menjadi bisa, belum paham menjadi paham, belum mengerti menjadi mengerti adalah bukan perkara yang mudah. Semua usahanya, keringatnya, adalah atas satu tujuan, yaitu memberimu pengetahuan agar kelak kita bisa membagikan ilmumu untuk orang-orang yang juga akan membutuhkanmu. Kita datang setiap harinya menuju gerbang sekolah dengan tujuan utama menimba ilmu, yaitu dengan belajar. Membawa buku-buku di ransel, memasuki kelas, dan berjumpa dengan sosok-sosok pahlawan tanpa tanda jasa, yaitu guru, sosok terang dalam kegelapan.
Ibu Sri Tati Sugiarti merupakan guru saya yang hingga kini masih mengajar di SMK Negeri 8 Jakarta. Ia adalah sosok idolaku, sosok terang dalam gelapku. Ia adalah seorang guru matematika. Seperti kita ketahui, Matematika merupakan mata pelajaran yang cukup membosankan bahkan mengerikan bagi sebagian orang. Banyak saja alasan ketika tiba saatnya untuk memasuki jam pelajarannya ketika di Sekolah. Dari contoh ini, apa kita pernah berpikir tentang bagaimana rasanya ketika kita berniat baik memberikan luasnya pengetahuan kepada anak-anak didik, namun tak dihargai? Minimal dengan mendengarkannya ketika pelajaran sedang berlangsung.
Guruku, Ibu Tati, adalah sosok yang penyabar, sosok terang dalam gelapku. Menurutku, Ia tidak pernah menyerah untuk mengajarkan anak-anak didiknya supaya bukan sekadar menjadi orang yang sukses, tetapi bagaimana untuk menjadi orang yang bernilai. Karena pada hakekatnya ilmu itu kekal, tidak akan ada mati dan batasnya. Namun, itu semua berlaku jika kita bisa mengamalkannya dengan penuh kesabaran, ketulusan, keikhlasan, serta kerja keras. Mengapa saya menyebutnya sosok penyabar? Sewaktu SMA tepatnya kelas 12 dahulu, Ia adalah wali kelasku. Ketika itu kelasku terkenal sangat aktif, atau bisa dibilang terlalu berlebihan aktifnya sehingga banyak guru lain memandang sebelah mata. Namun Ia tetap sabar menghadapi kelasku. Semakin buruk pandangan, semakin baik tindakan. Ia mengubah keluhan sebagai tindakan.
Dari peristiwa di atas ia ingin menunjukkanpersepsi negatif hanyalah sebuah argumen. Karena pada dasarnya pembelajaran adalah sebuah proses dan proses itu mendewasakan. Darinya, saya tidak hanya bisa belajar tentang mata pelajaran apa yang diajarkan, tetapi juga mendapat pelajaran yang lebih berharga tentang bagaimana menjadi orang yang berbudi pekerti baik, yaitu supaya menjadi orang yang bernilai.
Guruku, Ibu Tati, merupakan bagian dari sosok-sosok Pahlawan tanpa tanda jasa lain yang tak kalah berharga, yang merupakan inspirasiku, sosok terang dalam gelapku. Sebanyak apapun kata-kata yang bisa tertulis untuk menggambarkan sosok yang disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, tidak akan pernah mengalahkan jasanya untuk mendidik, menaungi dengan bermacam-macam ilmu, membalas setiap jerih payah dan keringatnya hingga Ia merubah sosokmu dari nol menjadi seratus. Sehingga tercapailah cita-citanya agar kita menjadi orang yang bernilai.
Untuk itu, kenanglah guru-gurumu, sosok terang dalam gelapmu, yang tak akan pernah redup cahayanya untuk menyinari dunia dari gelapnya kebodohan. Karena tanpa guru, kita bukanlah siapa-siapa. (Putri Maulia/mar)
Putri Maulia adalah pewarta warga.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.