Wafatnya Isa Almasih Diperingati dengan Jalan Salib

Perayaan Jumat Agung di Tanah Air diperingati dengan aksi teatrikal dan prosesi Jalan Salib. Di Surabaya, aktivis PMKRI merasa pengorbanan Yesus di kayu salib tidak tercermin dalam Pemilu 2004.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Apr 2004, 14:37 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Perayaan wafatnya Isa Almasih di Tanah Air diperingati dengan aksi teatrikal. Tema yang diusung adalah gambaran kilas balik dari pengorbanan Yesus menanggung dosa umat manusia. Peringatan wafatnya Isa Al Masih di Jakarta dipusatkan di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, sejak Jumat (9/4) pagi, dengan menggelar Misa Jumat Agung. Peristiwa penyaliban Yesus Kristus di Bukit Golgota dibangkitkan dalam sebuah pentas teater yang dimainkan oleh para remaja dan anak-anak.

Prosesi Jalan Salib diawali dengan dijatuhkannya vonis mati oleh Ponsius Pilatus kepada Yesus yang dituduh sebagai penghujat Tuhan. Yesus ditangkap setelah seorang murid sekaligus sahabat bernama Yudas Iskariot berkhianat. Yesus pun dengan ikhlas menerima hukuman dan memanggul sendiri salib ke Bukit Golgota. Ritual itulah yang melambangkan Yesus menanggung dosa seluruh umat manusia. Dalam perjalanan menuju Bukit Golgota yang berarti Tempat Tengkorak, pria yang lahir di Bethlehem itu sempat jatuh tiga kali karena dicambuk. Namun tidak sedikit orang yang bersimpati kepada putra Maria itu.

Peringatan serupa juga terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) memperingatinya dengan melakukan aksi teatrikal di depan Gedung Grahadi Jalan Pemuda, Surabaya, Jatim. Dalam pertunjukan itu para mahasiswa mengaku prihatin, karena pengorbanan Yesus tidak tercermin dalam Pemilihan Umum 2004. Aktivis menganggap banyak calon anggota legislatif yang hanya mengobral janji-janji kosong kepada rakyat.

Cerita pengorbanan Yesus juga terjadi di Lapangan Dok V, Jayapura, Papua. Sejak pagi hari, sekitar seribu warga Papua dengan khidmat mengikuti opera kisah penyaliban Yesus Kristus. Acara ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang hanya diisi dengan pawai obor di seluruh gereja [baca: Peringatan Paskah di Palangkaraya dan Jayapura]. Kali ini peringatan digelar di lapangan terbuka, dengan harapan dapat masuk dalam kalender wisata Papua.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya