Buang Suheri (43) dan Amaroh (42) mendatangi Mapolsek Jatinegara untuk melaporkan anaknya E (14) yang sudah sejak Minggu 24 November lalu belum pulang. E juga merupakan korban percobaan pemerkosaan.
Buang mengatakan, putrinya itu terakhir kali pamit dari rumahnya di kawasan Cipinang Jaya, Jatinegara, Jakarta Timur, untuk berkunjung ke rumah salah satu temannya sekitar pukul 10.00 WIB. Namun hingga sekitar pukul 21.30 WIB, E belum juga pulang.
Buang kemudian mencoba menghubungi ponsel milik putrinya. Namun, usaha itu tidak berhasil karena ponsel dalam keadaan tidak aktif.
Buang dan istrinya kemudian mencari ke rumah teman-teman E. Satu per satu Buang mengunjungi rumah yang diketahui sering didatang E untuk bermain. Namun, usahanya itu juga tidak gagal.
"Semua usaha sudah kita lakukan, tapi nggak ketemu juga. Kita akhirnya lapor ke Polsek," ujar Buang, Selasa 26 November 2013 malam.
Buang mengungkapkan, saat meninggalkan rumah, putrinya mengenakan kaos polos berwarna hitam, dan celana panjang ketat berwarna merah jambu. Putrinya juga tidak membawa dompet.
Sedangkan sang ibu, Amaroh menceritakan sebulan lalu E sempat mengaku hendak diperkosa seorang laki-laki. Hal itu diceritakan saat E ketakutan dan menangis saat pulang sekolah.
"Anak saya cerita lagi jalan pulang terus ditarik laki-laki, mau diperkosa. Anak saya melawan terus kabur," tuturnya.
Pasca peristiwa itu, selama seminggu E tidak sekolah karena ketakutan dan terus menangis. E juga sempat meminta untuk pindah sekolah agar lebih dekat dengan rumah. Tapi karena tidak ada dana, Amaroh urung mewujudkan permintaan anaknya itu.
"Kita juga lapor untuk kasus pemerkosaan itu. Tapi sekarang anak saya hilang, saya tidak tahu apa ada hubungannya dengan kejadian pemerkosaan itu," tandas Buang. (Don/Mut)
Buang mengatakan, putrinya itu terakhir kali pamit dari rumahnya di kawasan Cipinang Jaya, Jatinegara, Jakarta Timur, untuk berkunjung ke rumah salah satu temannya sekitar pukul 10.00 WIB. Namun hingga sekitar pukul 21.30 WIB, E belum juga pulang.
Buang kemudian mencoba menghubungi ponsel milik putrinya. Namun, usaha itu tidak berhasil karena ponsel dalam keadaan tidak aktif.
Buang dan istrinya kemudian mencari ke rumah teman-teman E. Satu per satu Buang mengunjungi rumah yang diketahui sering didatang E untuk bermain. Namun, usahanya itu juga tidak gagal.
"Semua usaha sudah kita lakukan, tapi nggak ketemu juga. Kita akhirnya lapor ke Polsek," ujar Buang, Selasa 26 November 2013 malam.
Buang mengungkapkan, saat meninggalkan rumah, putrinya mengenakan kaos polos berwarna hitam, dan celana panjang ketat berwarna merah jambu. Putrinya juga tidak membawa dompet.
Sedangkan sang ibu, Amaroh menceritakan sebulan lalu E sempat mengaku hendak diperkosa seorang laki-laki. Hal itu diceritakan saat E ketakutan dan menangis saat pulang sekolah.
"Anak saya cerita lagi jalan pulang terus ditarik laki-laki, mau diperkosa. Anak saya melawan terus kabur," tuturnya.
Pasca peristiwa itu, selama seminggu E tidak sekolah karena ketakutan dan terus menangis. E juga sempat meminta untuk pindah sekolah agar lebih dekat dengan rumah. Tapi karena tidak ada dana, Amaroh urung mewujudkan permintaan anaknya itu.
"Kita juga lapor untuk kasus pemerkosaan itu. Tapi sekarang anak saya hilang, saya tidak tahu apa ada hubungannya dengan kejadian pemerkosaan itu," tandas Buang. (Don/Mut)