Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengatakan Indonesia akan memperjuangkan usulan pemberian subsidi pertanian sebesar 15% dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) yang digelar di Bali pada Desember 2013.
Selain Indonesia, besaran subsidi ini merupakan perjuangan negara-negara berkembang lain untuk menunjang sektor pertanian.
"Bukan ada pembatalan tapi akan dibawa kembali untuk dinegosiasikan. Jadi subsidi yang jadi aspirasi kita untuk ditingkatkan menjadi 15%," ujar dia usai menghadiri pemberian Penghargaan Kepada Daerah Peduli Konsumen dan Perusahaan Tertib Ukur di Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Namun, usulan gita diprediksi akan mendapatkan penolakan dari negara-negara maju yang juga ikut dalam konferensi ini. Untuk itu, Gita mengaku akan mengambil jalan tengah tentang besaran subsidi yang akan tetap didorong Indonesia. "Tapi kalau ini ditolak oleh negara maju ya kita akan tegar di posisi semula yaitu 5% sampai 10%," lanjutnya.
Isu sektor pertanian memang gencar diutarakan negara-negara di kawasan Asia. Isu-isu ini juga banyak didorong negara seperti India. Gita memastikan akan mendukung usulan tersebut diajukan dalam konferensi WTO di Bali.
Seperti diketahui, saat ini negara-negara maju melakukan pembatasan subsidi maksimal untuk sektor pertanian sebesar 5% dari total produksi. Sementara negara berkembang menginginkan paling tidak besaran subsidi tersebut mencapai 10%.
KTM WTO sendiri merupakan ajang pertemuan antara negera maju dan negera berkembang yang menjadi anggota dari organisasi perdagangan dunia ini. Pada KTM WTO ke-9 mendatang akan digelar pada 3-6 Desember 2013 di pulau dewata Bali. (Dny/Nrm)
Selain Indonesia, besaran subsidi ini merupakan perjuangan negara-negara berkembang lain untuk menunjang sektor pertanian.
"Bukan ada pembatalan tapi akan dibawa kembali untuk dinegosiasikan. Jadi subsidi yang jadi aspirasi kita untuk ditingkatkan menjadi 15%," ujar dia usai menghadiri pemberian Penghargaan Kepada Daerah Peduli Konsumen dan Perusahaan Tertib Ukur di Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Namun, usulan gita diprediksi akan mendapatkan penolakan dari negara-negara maju yang juga ikut dalam konferensi ini. Untuk itu, Gita mengaku akan mengambil jalan tengah tentang besaran subsidi yang akan tetap didorong Indonesia. "Tapi kalau ini ditolak oleh negara maju ya kita akan tegar di posisi semula yaitu 5% sampai 10%," lanjutnya.
Isu sektor pertanian memang gencar diutarakan negara-negara di kawasan Asia. Isu-isu ini juga banyak didorong negara seperti India. Gita memastikan akan mendukung usulan tersebut diajukan dalam konferensi WTO di Bali.
Seperti diketahui, saat ini negara-negara maju melakukan pembatasan subsidi maksimal untuk sektor pertanian sebesar 5% dari total produksi. Sementara negara berkembang menginginkan paling tidak besaran subsidi tersebut mencapai 10%.
KTM WTO sendiri merupakan ajang pertemuan antara negera maju dan negera berkembang yang menjadi anggota dari organisasi perdagangan dunia ini. Pada KTM WTO ke-9 mendatang akan digelar pada 3-6 Desember 2013 di pulau dewata Bali. (Dny/Nrm)