Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tinggal setapak lagi menembus level Rp 12.000 per dolar AS. Pengusaha pun mengaku ketar-ketir melihat kondisi ini.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Perindustrian, Riset dan Teknologi, Bambang Sujagad mengaku pengusaha tengah bersiap-siap menghadapi hal terburuk dari pelemahan rupiah yang kian tak terbendung.
"Kawan-kawan (pengusaha) sudah mempersiapkan diri dan kami harap pemerintah kontrol laju rupiah ini sehingga tidak jauh dari Rp 11.050, diharapkan dengan dasar yang masuk akal," ujar Bambang saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (28/11/2013).
Pada perdagangan Kamis (28/11/2013) pukul 08.32 WIB, rupiah sempat tembus di kisaran 11.949 per dolar AS.
Dia menyebutkan ada beberapa alasan pengusaha khawatir dengan nasib usahanya karena rupiah. Hal pertama terkait jalannya produksi.
Selama ini sebagian besar bahan baku masih dipasok melalui impor yang menggunakan mata uang dolar AS. Jika ini terus berlangsung maka dipastikan biaya produksi naik yang berdampak ke harga jual produk.
Hal kedua, tutur Bambang, di akhir tahun ini pengusaha memiliki beban pembayaran utang yang membutuhkan banyak pembelian dolar. Maklum, selama ini utang para pengusaha kebanyakan dalam mata uang dolar AS.
pemerintah diminta segera mengambil langkah-langkah secepatnya agar rupiah tak bergerak kian liar. Dasar yang dimaksud, pemerintah tak cukup dengan menggelar operasi pasar (OP) dolar.
Dia mengakui, pelemahan rupiah ini perlu segera diantisipasi karena dalam waktu dekat Bank Sentral AS kembali menarik program stimulusnya. Ini berarti dolar akan bergerak masuk ke negara ini. Hal ini yang diprediksi menjadi salah satu pemicu rupiah makin terpuruk.
"Kami harap sebelum The Fed mengambil kebijakan itu dolar jangan naik. Maka itu pemerintah harus mulai menyiapkan langkah-langkah mengantisipasinya," tandasnya. (Nrm)
Advertisement