Penjualan alat berat Komatsu yang didistribusikan PT United Tractors Tbk (UT) hingga bulan Oktober 2013 turun sebesar 35% dibanding periode yang sama di 2012.
"Sampai Oktober 2013 penjualan mencapai 3.705 unit atau turun 35% dibanding penjualan tahun lalu yang sebanyak 5.704 unit," ujar Wakil Presiden Direktur PT UT Gidion Hasan di Hotel Ritz Carlton, di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dia menjelaskan, penurunan penjualan alat berat ini karena berkurangnya permintaan alat berat khususnya dari sektor pertambangan dan perkebunan yang dipengaruhi penurunan harga komoditas batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
"Secara keseluruhan semuanya tertriger pada harga komoditas yang belum menunjukan kenaikan yang signifikan tetapi ini belum mendukung untuk melakukan ekspansi," ungkapnya.
Porsi penjualan terbesar masih disumbangkan sektor pertambangan hingga 43%, diikuti sektor perkebunan 26%, sektor konstruksi 23% dan kehutanan 8%.
"Ini sesuai dengan kebutuhan market itu sendiri, kita tetap produksi truk untuk perusahaan pengangkutan baik dari tambang batubara, maupun perusahaan CPO," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Gidio, di tengah persaingan yang meningkat dan dibayangi penurunan pasar penjualan alat berat, Komatsu masih menjadi pemimpin pasar penjualan alat berat di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 41%.
"Untuk 2014 mungkin belum ada peningkatan yang signifikan karena belum ada faktor yang membuat penjualan alat berat meningkat drastis, mungkin tidak jauh dari tahun 2013," tandasnya. (Dny/Nrm)
"Sampai Oktober 2013 penjualan mencapai 3.705 unit atau turun 35% dibanding penjualan tahun lalu yang sebanyak 5.704 unit," ujar Wakil Presiden Direktur PT UT Gidion Hasan di Hotel Ritz Carlton, di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dia menjelaskan, penurunan penjualan alat berat ini karena berkurangnya permintaan alat berat khususnya dari sektor pertambangan dan perkebunan yang dipengaruhi penurunan harga komoditas batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
"Secara keseluruhan semuanya tertriger pada harga komoditas yang belum menunjukan kenaikan yang signifikan tetapi ini belum mendukung untuk melakukan ekspansi," ungkapnya.
Porsi penjualan terbesar masih disumbangkan sektor pertambangan hingga 43%, diikuti sektor perkebunan 26%, sektor konstruksi 23% dan kehutanan 8%.
"Ini sesuai dengan kebutuhan market itu sendiri, kita tetap produksi truk untuk perusahaan pengangkutan baik dari tambang batubara, maupun perusahaan CPO," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Gidio, di tengah persaingan yang meningkat dan dibayangi penurunan pasar penjualan alat berat, Komatsu masih menjadi pemimpin pasar penjualan alat berat di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 41%.
"Untuk 2014 mungkin belum ada peningkatan yang signifikan karena belum ada faktor yang membuat penjualan alat berat meningkat drastis, mungkin tidak jauh dari tahun 2013," tandasnya. (Dny/Nrm)