Sudah datang pagi-pagi, begitu mau daftar pasang Radio Frequency Identification (RFID) di SPBU malah harus menunggu 2 jam dan belum terlayani. Warga pun mengeluh karena inisiatifnya untuk bantu pemerintah dan Pertamina dalam menjaga kuota BBM untuk tahun depan, malah berubah jadi kesal.
Pelaksanaan pemasangan Program Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) tidak semulus yang diperkirakan.
Pantauan Liputan6.com, Minggu pagi (1/12/2013) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta, puluhan mobil telah terparkir di SPBU tersebut untuk memasang RFID. Namun sampai pukul 9.30 WIB, petugas pemasang RFID belum juga membuka outletnya.
Seorang pemilik kendaraan roda empat yang ingin memasang RFID di kendaraannya, Yakfi (60) mengaku telah datang sejak pagi hari membawa kendaraannya jenis mini bus, namun sampai waktu yang ditentukan yaitu pukul 09.00 WIB petugas yang memasang RFID belum juga datang.
Menurut Yafki, karena petugas tersebut tidak datang tepat waktu, membuat petugas keamanan SPBU tersebut mendapat banyak keluhan. Padahal petugas keamanan tersebut hanya bertugas membagikan nomor antrian.
"Yang masang belum datang janjinya jam 9. Ini yang nggak beres PT Intinya. Kasihan Satpamnya diomelin cuma membagikan nomor, sampai jam segini belum datang petugasnya," kata Yafki, saat berbincang dengan Liputan6.com, di SPBU 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta.
Bapak beruban ini mengungkapkan sudah mendaftar sejak Kamis lalu. Hal itu karena stok unit RFID yang dipasang di kendaraan terbatas, sehingga jadwal pemasangan RFID pada SPBU tersebut dilakukan seminggu sekali.
"Saya daftar Kamis, seminggu sebelumnya harus daftar dulu, soalnya barang terbatas," tegasnya.
PT Pertamina (Persero) telah menggandeng PT Inti (Persero) untuk menjalankan Program Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID).
PT Pertamina mencatat sudah memasang 4.000 Radio Frekuency Identification (RFID) pada kendaraan roda empat di Jakarta. Senior Vice President Retail Marketing Pertamina Suhartoko mengatakan, sampai 27 November 2013 komponen RFID yang sudah didatangkan mencapai 819 ribu unit, sedangkan yang sudah terpasang sampai kemarin lusa 4 ribu unit.
"Target RFID komponen dolar sudah terbeli 819 ribu, terakhir dua hari lalu saya tahu 4.000 sehari," tutup Suhartoko. (Pew/Ahm)
Pelaksanaan pemasangan Program Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) tidak semulus yang diperkirakan.
Pantauan Liputan6.com, Minggu pagi (1/12/2013) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta, puluhan mobil telah terparkir di SPBU tersebut untuk memasang RFID. Namun sampai pukul 9.30 WIB, petugas pemasang RFID belum juga membuka outletnya.
Seorang pemilik kendaraan roda empat yang ingin memasang RFID di kendaraannya, Yakfi (60) mengaku telah datang sejak pagi hari membawa kendaraannya jenis mini bus, namun sampai waktu yang ditentukan yaitu pukul 09.00 WIB petugas yang memasang RFID belum juga datang.
Menurut Yafki, karena petugas tersebut tidak datang tepat waktu, membuat petugas keamanan SPBU tersebut mendapat banyak keluhan. Padahal petugas keamanan tersebut hanya bertugas membagikan nomor antrian.
"Yang masang belum datang janjinya jam 9. Ini yang nggak beres PT Intinya. Kasihan Satpamnya diomelin cuma membagikan nomor, sampai jam segini belum datang petugasnya," kata Yafki, saat berbincang dengan Liputan6.com, di SPBU 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta.
Bapak beruban ini mengungkapkan sudah mendaftar sejak Kamis lalu. Hal itu karena stok unit RFID yang dipasang di kendaraan terbatas, sehingga jadwal pemasangan RFID pada SPBU tersebut dilakukan seminggu sekali.
"Saya daftar Kamis, seminggu sebelumnya harus daftar dulu, soalnya barang terbatas," tegasnya.
PT Pertamina (Persero) telah menggandeng PT Inti (Persero) untuk menjalankan Program Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID).
PT Pertamina mencatat sudah memasang 4.000 Radio Frekuency Identification (RFID) pada kendaraan roda empat di Jakarta. Senior Vice President Retail Marketing Pertamina Suhartoko mengatakan, sampai 27 November 2013 komponen RFID yang sudah didatangkan mencapai 819 ribu unit, sedangkan yang sudah terpasang sampai kemarin lusa 4 ribu unit.
"Target RFID komponen dolar sudah terbeli 819 ribu, terakhir dua hari lalu saya tahu 4.000 sehari," tutup Suhartoko. (Pew/Ahm)