Inflasi November Naik Jadi 0,12% Karena Tarif Listrik

BPS melaporkan Inflasi tahunan telah mencapai 8,37%.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Des 2013, 11:21 WIB
Data inflasi Indonesia sepanjang November 2013 kembali mengalami kenaikan meski dalam rentang tipis. Setelah mencetak inflasi 0,09% pada bulan lalu, laju kenaikan harga pada November kembali menguat menjadi 0,12%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/12/2013) mengungkapkan laju inflasi pada November mencapai 0,12% dengan laju tahunan (year on year) mencapai 8,37%.

"Inflasi tahun kalender 7,79% sementara yoy 9,37%," ujar Suryamin.

Kontribusi inflasi non inti sepanjang November tercatat mencapai 4,8% dan year on year mencapai 4,73%.

Suryamin menjelaskan, laju inflasi pada bulan ini terbilang cukup rendah dibandingkan periode 2010 yang mencapai 0,7% dan 2011 di level 0,34%. Sementara pada setahun yang lalu, laju inflasi berada di level 0,6%.

Dari 66 kota indeks harga konsumen yang disurvei BPS, tercatat sebanyak 38 kota mengalami ionflasi sementara 28 lainnya mengalami deflasi. Kota Maumere mencatat inflasi tertinggi di level 1,54% sementara terendah terjadi di Mataram.

Sedangkan untuk wilayah yang mengalami deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,29%. "Karena tarif di Sorong alami penurunan, bawang dan sayur-sayuran," kata Suryamin.

BPS melaporkan sumbangan inflasi pada bulan ini berasal dari perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 0,12%. Sumber penyumbang inflasi ini terjadi akibat kenaikan tarif listrik 0,16%. Diikuti oleh makanan jadi minuman, rokok dan tembakau 0,05%,

"Bahan makanan sudah bisa dikendalikan minus 0,12%, sandang emas dan perhiasan 0,00%," katanya.

Sebelumnya, BPS melaporkan inflasi pada Oktober dilevel 0,09% tergolong cukup rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tapi dibanding September, inflasi tersebut melemah karena pada September 2013 tercatat deflasi 0,35%. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya